SANGATTAKU – Sebuah barak dengan 2 pintu, nyaris dilahap si jago merah, Selasa (28/09/2021).
Barak kayu yang dihuni 2 Kepala Keluarga tersebut mendadak mengepulkan asap tebal.
Johan (44), penghuni salah satu barak mengaku, sumber api berasal dari atas plafon.

“Saya masih di belakang rumah, anak saya pertama kali yang melihat kalau ada api dari dalam plafon,” paparnya.
“Istri saya pun langsung ke depan, teriak-teriak minta tolong,” imbuh Johan.

Johan dan anaknya, bersama beberapa tetangga pun menjebol plafon rumahnya, kemudian dengan peralatan seadanya berusaha memadamkan api, yang di duga berasal dari hunian pintu sebelah baraknya.
Namun sayang, H. Madi (44), atau lebih dikenal dengan Pak Suna, salah satu warga yang membantu memadamkan api, harus dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami sesak nafas akibat kurangnya oksigen di atas plafon yang memang sudah bercampur asap tebal.
“Tadi, hampir 30 menit mereka diatas plafon untuk mencoba memadamkan api, mendadak beliau (Suna) pingsan, langsung saya hendong dan antar ke rumah sakit, mungkin pingsan karena kurang oksigen, apalagi memang beliau mengidap asma,” ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Beruntung, atas kesigapan warga, api tak membesar dan tak menimbulkan korban serta kerugian yg lebih besar, terlebih kawasan tersebut, berjajar rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu.
Dugaan awal, api berasal dari konsleting pada isntalasi listrik, namun setelah petugas Damkar dan Petugas PLN datang, diketahui pada titik sumber api, tidak ada jalur instalasi listrik sama sekali.
“Kemungkinan karena sirap (pembatas dinding rumah pada bagian atas, red.) yang mepet dengan atap seng, jadi karena papannya sudah jabuk (lapuk, red.) akhirnya kena panas, jadi bara dan membesar jadi api,” ujar Herman, tetangga yang juga naik untuk memeriksa titik sumber api.
Saat berita ini diturunkan Selasa, 28/09/2021, didapat kabar dari salah satu warga, bahwa Suna, korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit, telah dinyatakan meninggal dunia sekira pukul 15.40 WITA.