SANGATTAKU – Keberagaman obyek wista di Kutai Timur, baik wisata alam, budaya hingga agrowisata belum banyak terekspos. Seperti keberagaman flora dan fauna yang ada di Kawasan Taman Nasional Kutai, maupun keberagaman seni, baik tradisi maupun budaya traditional yang ditinggalkan oleh para leluhur.
Untuk itu, Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur (Dispar Kutim) gelar pelatihan promosi pengembangan produk wisata. Selain itu semua, Kutai Timur juga memiliki hamparan hutan tropis dan laut yang membentang indah.
Namun kali ini, menjadi fokus adalah potensi wisata susur sungai. Kegiatan yang bertajuk “Pelatihan Promosi Pengembangan Produk Wisata Susur Sungai” yang digelar oleh Dispar Kutim di Cafe Maloy Hotel Royal Victoria, Rabu (27/10/2021).
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kutai Timur dari sektor pariwisata. Dalam kegiatan tersebut, hadir Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kutim Suroto, Kepala Dispar Kutim Nurullah, dan Anggota DPRD Kutim Basti Sanggalangi. Turut hadir pula sebagai pemateri Dosen Polnes Samarinda, Fauzan Noor.
Selain untuk meningkatkan PAD, Suroto berharap, pengembangan wisata susur sungai bisa berjalan sesuai Standard Operating Procedure (SOP) dan tentunya safety (aman, red) dan nyaman bagi wisatawan. “Keberadaan wisata susur sungai bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kesadaran untuk memelihara sungai dan bantarannya,” jelas Suroto saat membuka kegiatan.
“Nikmati pesona Sungai Sangatta dengan tidak lagi membuang sampah apa pun. Nilai plusnya menjaga alam itu akhirnya juga dinikmati warga dengan merasakan lingkungan yang sehat,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dispar Kutim Nurullah menegaskan, jika pihaknya ingin memberdayakan kembali kapal ponton agar bisa menggeliat, menjadi salah satu daya tarik wisata susur sungai tersebut. Dirinya berharap wisata susur sungai mampu menjadi solusi terbaik untuk mengoptimalkan kembali kapal ponton yang sebagian besar tidak beroperasi lagi.
“Karena baru saja dibangun Jembatan Massabang yang berada di perbatasan Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, keberadaan kapal ponton tidak terpakai lagi,” papar Kadispar.
Sebanyak 35 peserta mengikuti giat pelatihan tersebut, antara lain para pelaku wisata, agen travel, akademisi, pemerintahan kecamatan, hingga DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kutim.
Kita fokus mengembangkan promosi wisata susur sungai khususnya Sungai Sangatta dengan konsep strategi yang matang,” jelasnya.(/adv/bl)