SANGATTAKU – Banyaknya keberadaan Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar (PGOT) di sebuah perkotaan dapat memberikan dampak serius terhadap berbagai aspek kehidupan kota tersebut. Fenomena ini tidak hanya menciptakan tantangan sosial, tetapi juga mempengaruhi citra dan kenyamanan lingkungan perkotaan.
Belum lagi dampaknya mencakup masalah kesejahteraan sosial, karena keberadaan PGOT seringkali berkaitan dengan masalah kemiskinan, kesehatan mental, dan kurangnya akses ke layanan dasar. Selain itu, kehadiran mereka dapat menciptakan ketidaknyamanan dan rasa takut di kalangan warga karena berpotensi mengganggu, dan yang paling disayangkan, keberadaan mereka juga dapat mempengaruhi daya tarik investasi dan pariwisata.
Yan Ipui, anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), mengungkapkan keprihatinannya terkait maraknya keberadaan Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar (PGOT), termasuk pengamen, di kawasan perkotaan Kutim. Yan Ipui menyampaikan bahwa sebagai wilayah yang dipersiapkan untuk menjadi penyokong Ibu Kota Negara (IKN), Kutim perlu membenahi keindahan dan ketertiban umum, termasuk penanganan terhadap PGOT.
Oleh karena itu, penanganan yang holistik, melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat, menjadi krusial untuk mengatasi tantangan ini dan menciptakan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Dari sekarang, kita harus pikirkan pengelolaan kota kita yang harus bersih, tidak hanya dari sampah, tetapi juga bersih dari penyakit masyarakat. Mulai dari pengemis, gelandangan, termasuk anak punk yang mulai banyak ditemui di Sangatta,” ujar Yan Ipui.
Meskipun Dinas Sosial (Dinsos) sudah memiliki program penanganan terkait permasalahan penyakit masyarakat, seperti adanya rumah singgah dan kendaraan angkut untuk penampungan sementara bagi PGOT, Yan Ipui mengkritik bahwa penindakan terhadap masalah tersebut belum optimal. Ia berharap pemerintah tidak mengendurkan upaya untuk menangani keberadaan pengamen dan orang terlantar.
“Mungkin dalam hal penindakan yang saya lihat belum optimal. Dan berharap, mereka (pemerintah) jangan kendor untuk terus turun ke lapangan memastikan kawasan kita bisa bersih dari pengamen dan orang terlantar,” pungkas Yan. (AD01/Sek-DPRD)