
SANGATTAKU – Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) pada Senin (20/11/2023) di Kutai Timur, membahas persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024, dengan fokus utama pada kesiapan Kepolisian dalam menghadapi potensi kerawanan selama periode kampanye hingga pemungutan suara.
Kapolres Kutai Timur, AKBP Ronni Bonnic, mengidentifikasi beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam mengamankan Pemilu. “Wilayah yang sangat luas menjadi kendala dalam distribusi logistik Pemilu. Oleh karena itu, kami akan bekerja sama dengan TNI serta penyelenggara Pemilu untuk memetakan wilayah yang rawan dan kurang rawan,” ungkap Bonnic.

Selain itu, Bonnic juga menyoroti potensi kerawanan dari eks narapida teroris (napiter), menekankan pentingnya kewaspadaan tinggi dalam menghadapi ancaman ini. Dengan melibatkan 1185 Tempat Pemungutan Suara (TPS), terdapat 5 TPS khusus yang memerlukan perhatian khusus. “Kami telah memetakan potensi konflik yang mungkin bisa terjadi sejak dini,” tambahnya.
Dalam menghadapi kampanye yang dijadwalkan dimulai pada 28 November 2023, Bonnic mengingatkan seluruh jajaran kepolisian untuk bekerja secara profesional. Ia menekankan perlunya antisipasi yang baik terhadap potensi konflik selama kampanye, termasuk penyebaran berita hoaks di media sosial, black campaign, isu SARA, arak-arakan, hingga perusakan alat peraga kampanye.
Sebelumnya, laporan dari Badan Kesbangpol Kutai Timur, yang disampaikan oleh Kepala Badan Kesbangpol Kutim, M Basuni, mengungkapkan adanya koordinasi intensif dengan penyelenggara Pemilu, distribusi logistik Pemilu di Graha Expo, dan pembagian zona kampanye masing-masing kontestan sebagai langkah antisipatif. (AD01/Diskominfo Staper)