
SANGATTAKU – Kondisi memprihatinkan infrastruktur SMP 2 Manubar menjadi sorotan. Sekolah ini masih menggunakan bangunan rumah adat sebagai ruang kelas, dengan kondisi yang sudah sangat rusak dan bocor saat hujan. Hal ini terungkap saat Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Shabaruddin, melaksanakan reses dan menerima keluhan langsung dari masyarakat.

“Bangunan sekolah ini sudah dalam kondisi sangat buruk, atapnya bocor setiap hujan, yang pastinya menghambat kegiatan belajar mengajar. Kami tidak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut,” ujar Shabaruddin. Kondisi ini tentu saja mengganggu proses belajar mengajar dan sangat memprihatinkan.
Selain bangunan utama, beberapa fasilitas pendukung di SMP 2 Manubar juga membutuhkan renovasi. Masyarakat mengusulkan perbaikan musala yang dinilai tidak layak, serta perbaikan lapangan upacara yang kondisinya juga memprihatinkan. “Kami juga menerima aspirasi untuk memperbaiki fasilitas lain, seperti musala yang sudah tidak layak dan lapangan upacara yang harus disemen agar bisa digunakan untuk kegiatan sekolah,” tambah Shabaruddin.
Shabaruddin berkomitmen untuk memperjuangkan renovasi SMP 2 Manubar dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2025. Ia menekankan pentingnya alokasi dana untuk pendidikan, khususnya di daerah pedesaan seperti Manubar. “Pendidikan adalah kunci untuk masa depan generasi penerus. Tanpa fasilitas yang memadai, siswa tidak akan dapat belajar dengan optimal. Oleh karena itu, kami akan berusaha sebaik mungkin agar pembangunan ini bisa terlaksana secepatnya,” tegasnya.
Warga Manubar menyambut baik komitmen Shabaruddin dan berharap pembangunan ruang kelas baru serta perbaikan fasilitas sekolah lainnya dapat segera direalisasikan. Dengan perbaikan infrastruktur, diharapkan kualitas pendidikan di Manubar dapat meningkat dan setara dengan wilayah lain di Kutim. AD01/ DPRD)