
SANGATTAKU – Ketergantungan warga Desa Manubar Dalam pada air hujan sebagai sumber utama air bersih menjadi perhatian serius. Kondisi ini semakin memprihatinkan saat musim kemarau tiba, di mana pasokan air menjadi sangat terbatas. Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Shabaruddin, menanggapi serius permasalahan ini dan mengusulkan solusi terintegrasi.

“Warga Desa Manubar Dalam sangat bergantung pada air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Ini menjadi masalah yang sangat mendesak, apalagi pada musim kemarau ketika pasokan air terbatas,” ujar Shabaruddin. Meskipun telah ada bantuan SPAMdes dari pemerintah daerah, distribusinya belum optimal dan kapasitasnya terbatas.
Shabaruddin melihat potensi sumber air yang melimpah di Desa Tadoan sebagai solusi. Ia mengusulkan pengembangan sistem distribusi air bersih terintegrasi yang mencakup Desa Tadoan, Desa Manubar Dalam, dan Desa Manubar Pantai. “Dengan memaksimalkan potensi sumber daya air di Desa Tadoan dan memperluas distribusi SPAMdes, kebutuhan air bersih di beberapa desa ini dapat teratasi dengan lebih baik,” tegasnya.
Dalam Rapat Paripurna ke-20 DPRD Kutim yang membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2025, Shabaruddin juga menekankan pentingnya alokasi anggaran untuk infrastruktur air bersih. Ia mengusulkan peningkatan kapasitas SPAMdes agar dapat melayani lebih banyak warga.
Warga Manubar Dalam berharap permasalahan air bersih ini segera diatasi. Akses air bersih yang memadai akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan solusi terintegrasi yang diusulkan Shabaruddin, diharapkan krisis air bersih di Manubar Dalam dapat segera teratasi. (AD01/ DPRD)