SANGATTAKU – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan inklusif dengan membiayai kuliah ratusan guru melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Langkah ini bertujuan agar setiap sekolah memiliki minimal satu guru inklusi yang mampu menangani dan melatih anak-anak berkebutuhan khusus.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur, Mulyono, SSTP., M.Si., menjelaskan bahwa program ini telah berjalan sejak tahun lalu. Melalui skema RPL, guru yang telah mengajar tetap bisa melanjutkan kuliah dengan waktu yang fleksibel. Setiap tahunnya, sebanyak 450 guru dikirim untuk mengikuti program tersebut.
“Alhamdulillah, program ini telah berjalan sejak tahun lalu. Insyaallah, pada November mendatang, sebanyak 191 guru akan diwisuda di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tahun ini, kami menambah 300 peserta lagi,” ungkap Mulyono.
Selain program RPL, Pemkab Kutai Timur juga menjalankan program beasiswa reguler melalui skema Indonesia Daerah Emas, yang memungkinkan siswa dan mahasiswa asal Kutai Timur menempuh pendidikan di universitas terkemuka seperti ITB, UI, UGM dan Unpad. Kerja sama dengan lembaga seperti Ar-Kasih dan Adi Luhung turut memperkuat pelaksanaan program pendidikan tersebut.
Di sisi lain, isu kesejahteraan guru honorer juga menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Baru-baru ini, delegasi Kutai Timur mengikuti Rakornas Pendidikan se-Indonesia untuk membahas peningkatan kesejahteraan serta peluang bagi para guru honorer.
“Khusus di Kutai Timur, kebijakannya adalah guru honor yang telah mengabdi minimal satu tahun akan diberikan insentif atau tunjangan kerja daerah. Saat ini, insentif tersebut sudah disalurkan kepada guru di sekolah swasta. Untuk sekolah negeri, masih terkendala beberapa regulasi yang harus kami selesaikan terlebih dahulu,” tutup Mulyono. (MMP)