Mahasiswa GMNI dan PMII Tolak Pemotongan Anggaran Pendidikan dan Kesehatan

Kamis, 27 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SANGATTAKU – Sebanyak 50 mahasiswa dari organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar audiensi di Ruang Panel Kantor DPRD Kabupaten Kutai Timur setelah melakukan aksi unjuk rasa pada Kamis, 27 Februari 2025.

Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan penolakan terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada sektor pendidikan dan kesehatan. Mahasiswa meminta DPRD Kutai Timur berkomitmen bersama mereka untuk menolak pemotongan anggaran di dua sektor vital tersebut.

Ketua DPC GMNI Kutai Timur, Deo Datus Feran Kacaribu (*/MMP)

Ketua DPC GMNI Kutai Timur, Deo Datus Feran Kacaribu, menilai bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah berpotensi memperburuk kualitas pendidikan dan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.

“Jadi, kami menuntut transparansi dalam pemotongan anggaran pendidikan, terutama yang berdampak pada fasilitas sekolah dan perguruan tinggi, Pak. Di pedalaman Kutai Timur saat ini, fasilitas sekolah belum memadai, begitu juga di perguruan tinggi. Seperti yang sudah saya sampaikan dalam orasi, di Kampus Stiper dan Stais ada 10 WC, tapi semuanya tidak bisa digunakan,” ujar Deo Datus.

Selain itu, ia juga menolak pemangkasan anggaran kesehatan yang berdampak pada layanan dasar masyarakat, seperti Puskesmas, BPJS Kesehatan serta program vaksinasi. Mahasiswa menuntut alokasi anggaran yang lebih adil bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan di daerah terpencil.

Menurut Deo Datus, fasilitas kesehatan di sejumlah kecamatan, kecuali Sangatta Utara, masih belum memadai. Warga dari daerah seperti Sangkulirang, Kaliorang dan Wahau kerap menghadapi kesulitan karena harus menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Kondisi ini dinilai membebani masyarakat dan semakin memperburuk akses kesehatan bagi mereka yang tinggal di wilayah terpencil.

Baca Juga  Lari Dari Kejaran 'MACAN', Komplotan Garong Tumbang Diterkam Buaya

“Kami meminta pemerintah menjadikan sektor pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama, bukan objek penghematan. Kita harus mendorong evaluasi ulang kebijakan efisiensi yang berpotensi menurunkan kualitas pelayanan publik,” imbuhnya.

Mahasiswa juga menuntut evaluasi ulang terhadap Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Mereka meminta DPRD Kabupaten Kutai Timur untuk berkomitmen meninjau kembali kebijakan efisiensi anggaran agar tidak merugikan sektor pendidikan dan kesehatan. Selain itu, mereka mendesak adanya revisi atau pengecualian bagi program-program strategis di bidang pendidikan dan kesehatan dari kebijakan pemotongan anggaran tersebut.

“Poin terakhir, kami menolak program makan gizi gratis, Pak, ataupun MBG. Kami menuntut agar dana MBG ini dialokasikan pada sektor yang lebih mendesak, seperti pendidikan dan kesehatan,” pungkas Deo Datus. (*/MMP)

669Dibaca

Berita Terkait

Jenazah Bayi Ditemukan di Pinggir Jalan Gang Komando Sangatta Utara
Tiga Kilometer dari Gemerlap Bukit Pelangi, Sisakan Gelap Warga Bukit Kayangan
Disperindag Kutim Sidak Toko Modern dan Konvensional, Pastikan Marshmallow Mengandung Babi Tak Beredar
Pencarian Berakhir Duka, Anak 10 Tahun di Sungai Sangatta Ditemukan Tewas
Insiden Tragis di Sungai Sangatta, Anak Kecil Dilaporkan Disambar Buaya
Badko HMI Kaltim-Kaltara Desak Kejati Segera Selesaikan Penyelidikan Proyek Infrastruktur Bermasalah di Kutai Timur
Satpol PP Kutai Timur Imbau Pengelola THM Kantongi Izin Operasional
Satpol PP Kutai Timur Lakukan Sidak dan Jaring Pasangan Tak Resmi

Berita Terkait

Selasa, 3 Juni 2025 - 19:10 WITA

Jenazah Bayi Ditemukan di Pinggir Jalan Gang Komando Sangatta Utara

Selasa, 20 Mei 2025 - 18:35 WITA

Tiga Kilometer dari Gemerlap Bukit Pelangi, Sisakan Gelap Warga Bukit Kayangan

Selasa, 13 Mei 2025 - 18:52 WITA

Disperindag Kutim Sidak Toko Modern dan Konvensional, Pastikan Marshmallow Mengandung Babi Tak Beredar

Minggu, 27 April 2025 - 17:31 WITA

Pencarian Berakhir Duka, Anak 10 Tahun di Sungai Sangatta Ditemukan Tewas

Sabtu, 26 April 2025 - 18:05 WITA

Insiden Tragis di Sungai Sangatta, Anak Kecil Dilaporkan Disambar Buaya

Berita Terbaru

Lifestyle & Infotainment

Taiwan di IIE 2025 Tunjukkan Pesona Lingkungan Ramah Muslim

Minggu, 13 Jul 2025 - 19:10 WITA