SANGATTAKU – Setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan oleh tim yang ditugaskan, dihadapan Anggota DPRD Kutai Timur, H. Asmawardi, Kasat Pol-PP Bengalon Ahmad Rasyidi, S.Hut., pejabat lingkup Kec. Bengalon serta beberapa warga lainnya, dijelaskan oleh Suparjan, S.T., kebocoran pipa air baku yang terjadi diwilayah tersebut, disinyalir disebabkan oleh hewan semacam kerang, atau oleh warga sekitar disebut dengan Kappang (20/04/2021).
Ditambahkannya, pihaknya hingga saat ini belum mengetahui Kappang mengerat dari dalam atau luar pipa. Diungkapkan Suparjan, jika Kappang mengerat pipa dari dalam, maka pihaknya akan berusaha memberikan treatment bagaimana agar Kappang tidak masuk kedalam pipa air baku. Sebaliknya, jika Kappang mengerat pipa dari luar, Direktur Utama PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur itupun mengaku akan sulit mengontrol populasi hewan tersebut agar tidak mendekati jalur pipa air baku.
Suparjan menambahkan, ini adalah kali kedua terjadinya kebocoran dijalur pipa air baku di Wilayah Bengalon oleh hal yang sama. Sekira dua tahun yang lalu, kebocoran serupa pernah terjadi, dan telah dilakukan penggantian dengan pipa baru dengan menggunakan dana APBN. Jenis pipa digunakan adalah HDPE, yang mana digunakan hampir diseluruh instalasi PDAM di Indonesia, selain bersifat flexibel karena mengandung unsur bahan karet, dalam keadaan biasa diklaim mampu bertahan hingga 100 tahun.
Saat ini, pihak PDAM sudah melakukan tindakan perbaikan atas pipa air baku yang bocor, namun diungkapkan Suparjan, ini hanyalah bersifat sementara, mengingat banyaknya titik bocor yang ditimbulkan Kappang tersebut, untuk perbaikan permanen harus dilakukan pergantian atau pembaruan pipa. Ditambahkan Suparjan, pihaknya juga tengah mengupayakan solusi agar kedepan, kebocoran pipa akibat Kappang ini tidak berulang lagi. (bl/*)