SANGATTAKU – Tingginya antusias murid, orang tua murid dan juga para guru untuk menggelar pembelajaran secara offline (tatap muka) ternampak jelas. Hal ini dibuktikan, sebanyak 365 sekolah di tingkat PAUD hingga SMP dari 686 sekolah yang ada di Kutai Timur dinyatakan memenuhi SOP yang diberikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terpadu (PTMT).
Dijelaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kutai Timur, Drs. Syahrir, S. Pd., M.A.P, sebanyak 321 sekolah rencananya akan menggelar PTMT terbatas yang akan digelar mulai 04 Oktober 2021 mendatang. ke-321 sekolah tersebut terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu dari tingkat Paud 124 sekolah, SD/MI 136 sekolah, dan SMP/MTS 61 sekolah.
“Di beberapa kecamatan ada yang sudah melaksanakan PTMT sejak 20 September 2021 lalu, seperti di Muara Ancalong, Long Mesangat. Ada laporan dari kecamatan bahwa proses PTMT mulai ada perkembangan. Namun khusus untuk wilayah Sangatta PTMT akan dimulai (4/10) karena semua SOP nya harus dipenuhi,” jelasnya, Rabu (29/9/2021).
Dipaparkan oleh Kadisdik, sekolah harus menyiapkan Tempat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), memastikan jarak antar murid sejauh 1,5 meter, menyiapkan thermogun untuk pemeriksaan suhu tubuh dan meniadakan jam istirahat adalah beberapa ketentuan yang dituangkan dalam SOP dimaksud, selain itu Kadisdik juga menganjurkan agar orang tua murid menyediakan bekal sekolah anak dari rumah. Ditegaskannya pula, orang tua murid kiranya cukup mengantarkan anaknya sampai di depan sekolah saja, dan tidak menunggui anak selama di sekolah, agar tidak terjadi kerumunan.
“Itu sebagian SOP nya, dan masih ada aturan lainnya. Sekolah yang diizinkan melaksanakan PTMT wajib memenuhi syarat itu dan untuk tenaga pengajar atau guru wajib sudah divaksin sebanyak 70% dalam satu sekolah,” paparnya.
Syahrir pun menerangkan pihaknya akan turun kelapangan guna memantau kesiapan sekolah termasuk kebersihan kelas seperti bangku, meja, laci, pekarangan, halaman, agar di sterilkan segera.
“Kita akan tinjau secara acak, nanti Bapak Bupati kita yang menentukan sekolah mana akan dikunjungi, jika ada ditemukan kekurangan dalam SOP maka sekolah itu akan kita evaluasi,” terangnya.