SANGATTAKU – Tingkatkan pengelolaan fasilitas farmasi, Dinkes Kutim gelar Bimtek. Diikuti oleh puluhan tenaga farmasi, bimbingan teknis (Bimtek) yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) dilangsungkan selama dua hari, hingga Rabu nanti (03/11/2021).

Kabid Sumberdaya Kesehatan Dinkes Kutim, Ahsan Zainuddin mengatakan, menjadi fokus adalah pengendalian baku mutu. Hal tersebut juga menjadi poin khusus dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 889/Menkes/PER/V/2011 tentang farmasi.
Pengendalian baku mutu dimaksud, baik itu pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian. Masing-masing tahap tersebut memiliki cara khusus. “Jadi dalam pelatihan ini tenaga farmasi harus mengetahui proses tersebut, yang memiliki metode tersendiri,” jelas Ahsan Zainuddin.
Pentingnya pengawasan dalam pendistribusian obat, juga menjadi alasan Bimtek tersebut digelar. Pendistribusian obat, harus selalu diawasi dan dievaluasi dari petugas kefarmasian. Sehingga demikian, mulai dari penanganan hingga jalur distribusi, obat bisa dipastikan aman hingga berada di tangan masyarakat.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga pengelola farmasi di Kutim dan untuk memastikan keamanan pemberian obat kepada masyarakat,” imbuhnya.
Bimtek pengelola fasilitas kefarmasian tersebut diikuti sebanyak 80 orang peserta. Para peserta terdiri dari petugas farmasi se-Kutai Timur. Mulai dari tenaga farmasi yang ada di RSUD Kudungga, puskesmas, rumah sakit swasta dan juga klinik.
Bimtek dilaksanakan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Untuk itu, dari 80 peserta, dibagi menjadi dua sesi. Dalam tiap sesinya, berjumlah 40 orang. “Untuk itu dalam kegiatan ini kami mengundang dua apoteker dari Balai POM Provinsi Kaltim,” papar Ahsan.
Terakhir, dirinya berharap, tenaga farmasi yang ikut bimtek tersebut, dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Sehingga obat-obatan yang beredar di Kutim pun dapat terjamin keamanan mutu dan kondisinya.
“Diharapkan, dari kegiatan Bimtek tersebut, ada peningkatan kemampuan kepada tenaga farmasi, khususnya di Kutai Timur, untuk lebih refresh kembali ilmunya dalam tata kelola keamanan pemberian obat kepada masyarakat,” pungkasnya.(/adv/bl)