SANGATTAKU – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), berencana menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang akan membahas evaluasi kegiatan UMKM yang telah berlangsung sepanjang tahun 2023.
Kepala Diskop UKM Kutim, Darsafani, menjelaskan bahwa FGD ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pelaku UMKM, narasumber yang ahli dalam bidangnya, dan beberapa konsultan.

“Isi FGD ini nantinya kita akan melihat kegiatan yang kita lakukan selama di tahun 2023, yaitu peningkatan SDM melalui beberapa pelatihan yang sudah kita lakukan, kegiatan Roadshow promosi UMKM di 18 titik serta mengikuti expo di luar daerah,” papar Kadiskop UKM, Darsafani.
FGD ini diharapkan menjadi wadah yang matang untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dan kekurangan dari kegiatan UMKM yang telah dilaksanakan sepanjang tahun. Dengan demikian, FGD diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi pemerintah daerah dalam merumuskan strategi ke depan.
“Nanti dalam kegiatan itu, kita akan melihat apa kekurangan dan kesuksesan kita dimana. Karena tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ekspor produk UMKM Kutim. Semoga dalam waktu dekat, sejumlah produk UMKM kita diminati oleh investor,” lanjut Darsafani.
Selama tahun ini, kegiatan promosi UMKM telah sukses dilaksanakan di 18 kecamatan, dan pelaku usaha UMKM telah memperoleh manfaat berupa pelatihan peningkatan SDM. Selain itu, mereka juga diundang untuk mengikuti bazaar roadshow guna mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh melalui pelatihan.
“Kegiatan business matching dan partisipasi dalam expo di luar kota juga telah berjalan lancar,” tambah Darsafani.
Darsafani mengakui bahwa pihaknya telah memperkenalkan produk-produk UMKM kepada beberapa pembeli dan investor di luar daerah. Bahkan, dalam perkenalan tersebut, telah terjalin pembicaraan lebih lanjut untuk menarik minat para investor agar mau berinvestasi atau memesan produk-produk UMKM di Kutai Timur.
Salah satu pelaku usaha, Koperasi Taruna Mandiri, sudah berhasil mengekspor 12 barang berbeda, termasuk amplang, ikan asin, lobster, dan lainnya. Bahkan, MOU (Memorandum of Understanding) telah tercapai dalam proses ekspor tersebut.
Darsafani berharap bahwa FGD ini akan menjadi sarana evaluasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasaran UMKM Kutai Timur. Dengan harapan, produk-produk UMKM Kutim akan semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar negeri. (AD01/Diskominfo Staper)