SANGATTAKU – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) berkomitmen untuk melestarikan kekayaan budaya dan sejarah daerahnya. Dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), para pemangku kepentingan berkumpul untuk mendiskusikan rencana pembangunan museum yang bertujuan untuk mempersembahkan warisan budaya kepada generasi mendatang. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan yang berperan dalam pelestarian budaya lokal.
FGD mengenai pendirian museum di Kutai Timur ini, dilangsungkan di Ruang Pelangi, Hotel Royal Victoria, pada Selasa (25/6/2024). Acara ini dibuka dengan sambutan dari Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, yang menekankan pentingnya kebudayaan dan cagar budaya.
Lebih lanjut, Bupati Ardiansyah mengutip hasil penelitian tim ahli yang menyebutkan bahwa Kutai Timur menyimpan warisan budaya yang berharga. Salah satu warisan tersebut berada di Gunung Karst Tanjung Mangkalihat Sangkulirang, yang diyakini telah dihuni manusia sejak 30.000 tahun sebelum masehi. “Ini berarti salah satu situs manusia tertua di dunia berada di Karst Tanjung Mangkalihat. Jejak-jejaknya masih dapat ditemukan hingga saat ini, termasuk gambar telapak tangan yang terdapat di dinding goa,” jelasnya.
Bupati Kutim juga mencatat bahwa masyarakat yang mendiami wilayah tersebut telah berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya. Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 kecamatan dengan luas wilayah mencapai 35 ribu kilometer persegi. Ardiansyah berharap FGD ini dapat mendorong pendirian museum di Sangatta sebagai upaya untuk menjaga warisan budaya.
Sebelumnya, dalam sambutannya juga, Bupati Ardiansyah menyatakan bahwa kekayaan budaya suku Kutai harus dioptimalkan, mengingat kaitannya yang erat dengan etnis Melayu, baik di Kutai maupun di Pulau Sumatera.
“Di Kutai Timur, terdapat aspek-aspek menarik khususnya di Kutai Sangatta yang perlu kita eksplorasi lebih lanjut. Saya baru saja mendapat informasi bahwa suku Kutai Sangatta berasal dari Menamang (Muara Bengkal),” ungkap Ardiansyah di hadapan Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, serta Kepala Bidang Kebudayaan, Padliansyah, dan para undangan lainnya.
“Dengan diselenggarakannya FGD ini, saya ingin memberikan apresiasi dan mendorong pendirian Museum di Sangatta sebagai upaya menghargai warisan ini. Museum ini tidak hanya akan memberikan pendidikan dan pemahaman kepada generasi mendatang mengenai Kutai Timur, tetapi juga menjaga agar identitas kami tidak hilang,” tutupnya. (AD01/ Diskominfo Kutim)