SANGATTAKU – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo Staper) Kutai Timur, Ronny Bonar H Siburian, menyoroti dampak signifikan kemajuan teknologi informasi terhadap kehidupan sosial masyarakat, khususnya terkait penggunaan media sosial yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dalam sambutannya sebelum membuka pelatihan pemahaman tentang System Intelligence Media Analytics (IMA), Intelligence Socio Analytics (ISA), dan Strategi Komunikasi (SK) di Ruang Rapat Diskominfo Staper, Ronny Bonar mengungkapkan bahwa meskipun media sosial menawarkan banyak manfaat, namun juga membawa dampak negatif. “Adanya media sosial ini juga memberikan dampak negatif. Salah satunya, masih banyak kita temukan informasi atau konten yang belum menyesuaikan dengan kondisi dan budaya kita sebagai orang Timur, yang mengedepankan sopan santun dan sikap saling menghormati antar sesama,” ujarnya.
Ronny Bonar juga menekankan bahwa seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan pelayanan publik yang berkualitas, terutama dalam mengelola informasi yang beredar agar tidak berkembang menjadi berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. “Tugas kita di Diskominfo Staper adalah untuk mengelola informasi tersebut, dengan tujuan agar masyarakat kita memiliki pola pikir yang lebih matang dan positif,” tegas Kadiskominfo.
“Harapannya, masyarakat nantinya mampu menyajikan informasi yang memberikan dampak baik bagi semua,” jelasnya di hadapan Kepala Bidang IKP dan Kehumasan, Lisa Komentin, perwakilan PT Ikon Jawa Timur, serta undangan lainnya.
Selain itu, Ronny Bonar menegaskan bahwa salah satu tugas utama Diskominfo Staper adalah merangkum berbagai informasi yang berkembang di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan program pembangunan yang sedang dijalankan oleh pemerintah daerah. Ia berharap, para peserta pelatihan dari Bidang IKP dan Kehumasan dapat mengikuti pelatihan dengan baik. “Saya harap rekan-rekan di Bidang IKP dan Kehumasan yang mengikuti training ini dapat menerapkan ilmu yang diberikan oleh narasumber, untuk mendukung pengelolaan manajemen krisis ini,” pungkasnya. (AD01/ Diskominfo Kutim)