
SANGATTAKU – Keberhasilan Kutai Timur dalam menurunkan angka prevalensi stunting hingga 16 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia mendapat apresiasi sekaligus mendorong komitmen lebih kuat dari DPRD setempat untuk program pencegahan ke depan.

Yulianus Palangiran, Anggota Komisi D DPRD Kutim yang membidangi Kesejahteraan Rakyat, menyambut positif arahan Pjs Bupati Kutai Timur, Agus Heri Kesuma (AHK) terkait optimalisasi upaya penurunan angka stunting. “Capaian penurunan angka prevalensi stunting hingga 16 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia patut diapresiasi. Namun, DPRD menilai masih diperlukan penguatan program pencegahan stunting yang lebih komprehensif,” ungkapnya.
Sejalan dengan penekanan Pjs Bupati saat mengunjungi Dinas Kesehatan pada beberapa waktu lalu, DPRD Kutim memandang penting pendeteksian dini dan penanganan pra-stunting. “Kami siap mendukung usulan penambahan anggaran untuk program deteksi dini dan pencegahan stunting di APBD mendatang. Fokus pada pencegahan akan lebih efektif daripada penanganan setelah terjadi stunting,” tegas Yulianus Palangiran.
Dalam implementasinya, legislator ini menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif antar instansi. “Perlu ada sinergi yang lebih kuat antara Dinas Kesehatan dengan OPD lain, termasuk melibatkan peran aktif kader kesehatan di tingkat desa. Kami juga mendorong peningkatan edukasi kepada masyarakat tentang gizi dan pola asuh yang benar,” jelasnya.
Dukungan DPRD ini menjadi penting mengingat program pencegahan stunting membutuhkan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan, mulai dari penguatan anggaran hingga koordinasi lintas sektor, untuk memastikan efektivitas program dalam jangka panjang. (AD01/ DPRD)