
SANGATTAKU – Antusiasme masyarakat di Daerah Pemilihan V Kutai Timur (Dapil V Kutim), yakni Karangan, Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang, dan Kaubun dalam mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit patut diapresiasi. Namun, di balik semangat tersebut, terdapat tantangan yang perlu segera diatasi, yaitu sulitnya akses terhadap bibit sawit berkualitas. Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Shabaruddin, usai melaksanakan reses di dapilnya baru-baru ini.

Shabaruddin, yang juga menghadiri Rapat Paripurna ke-20 membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2025 di Gedung DPRD Kutim, menyampaikan bahwa kebutuhan bibit sawit berkualitas menjadi aspirasi utama yang disampaikan oleh para petani. “Petani sangat berharap ada dukungan dari pemerintah untuk menyediakan bibit unggul yang dapat meningkatkan hasil panen dan produktivitas kebun sawit mereka,” kata Shabaruddin.
Kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan di wilayah tersebut, sehingga kebutuhan akan bibit berkualitas menjadi krusial. Sulitnya mendapatkan bibit yang unggul berdampak pada produktivitas dan hasil panen petani. Oleh karena itu, dukungan pemerintah sangat diharapkan, baik dalam bentuk subsidi bibit maupun kemitraan dengan perusahaan penyedia bibit.
Shabaruddin berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi ini di tingkat legislatif. Ia akan mendorong alokasi anggaran dalam RAPBD 2025 untuk program penyediaan bibit sawit berkualitas. Harapannya, pemerintah daerah dapat segera merealisasikan program ini agar petani dapat memaksimalkan potensi kebun sawit mereka.
“Ini bukan hanya soal ekonomi masyarakat, tetapi juga bagaimana kita mendukung perkembangan sektor perkebunan di Kutim sebagai salah satu pilar pembangunan daerah,” tegas Shabaruddin. Dengan adanya dukungan pemerintah dalam penyediaan bibit sawit berkualitas, diharapkan sektor perkebunan kelapa sawit di Kutim dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah. (AD01/ DPRD)