SANGATTAKU – Pertanian bukan lagi sekadar soal cangkul dan lumpur. Di tangan generasi muda, sektor ini dapat menjadi ladang inovasi dan peluang industri masa depan. Semangat inilah yang coba dihidupkan melalui seminar yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur pada Selasa, 22 April 2025.

Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutai Timur, Sudirman Latif, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Merger antara STIE dan STIPER, mengungkapkan harapannya agar seminar ini tidak berhenti hanya sebagai forum diskusi. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan gagasan dan program, khususnya yang berkaitan dengan regenerasi petani muda. Menurutnya, anak-anak muda harus kembali percaya diri menjadikan pertanian sebagai pilihan yang tepat.
“Karena kebetulan salah satu narasumbernya adalah Kepala Dinas Tanaman Pangan atau Dinas Pertanian. Jadi, kalau selama ini pekerjaan petani mungkin dipandang sebelah mata, saya ingin membalikkan persepsi itu. Justru, pekerjaan petani adalah pekerjaan yang sangat mulia. Dari merekalah kita semua bisa hidup, karena kita bergantung pada sektor pertanian,” ujarnya kepada awak media.
Sudirman juga menyinggung potensi pertanian di Kutai Timur yang selama ini dikenal dengan luasnya perkebunan kelapa sawit. Ia berharap dominasi sektor tersebut tidak mengurangi perhatian terhadap komoditas lain, termasuk tanaman hortikultura seperti kakao.
“Karena beliau kemarin sudah menunjukkan kepada saya adanya keinginan untuk melakukan pengembangan, salah satunya budidaya kakao. Maka akan diupayakan pendirian pabrik pengolahan kakao yang nantinya bisa berkembang menjadi industri produk turunan seperti camilan cokelat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa melalui seminar ini, diharapkan muncul formula baru dalam mengelola lahan secara optimal, termasuk cara memuliakan tanaman melalui pengelolaan tanah yang baik. Ia mengingatkan bahwa kondisi tanah di wilayah tersebut relatif asam, terutama pada lapisan tanah yang lebih dalam.
“Nah, di sinilah peran penting desain teknologi pertanian. Teknologi seperti apa yang harus digunakan? Termasuk dalam mengantisipasi mahalnya harga pupuk. Harapan kita, dari seminar ini akan lahir regenerasi petani muda yang mampu melanjutkan dan mengembangkan program-program pertanian ke depan,” pungkas Sudirman. (MMP)