SANGATTAKU – Anggota Komisi D DPRD Kutai Timur, Yulianus Palangiran, S.E., menyoroti kesiapan daerah dalam menghadapi era pascatambang. Hal ini disampaikannya usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama berbagai elemen masyarakat pada Selasa, 6 Mei 2025, yang membahas sejumlah isu strategis daerah.
Yulianus menegaskan, Kutai Timur tak bisa terus bergantung pada Dana Bagi Hasil (DBH) dari sektor tambang. Menurutnya, daerah harus mampu mandiri dengan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satunya lewat pengelolaan potensi lokal yang belum tergarap maksimal.

Ia menilai, penting bagi Kutai Timur untuk mulai membangun industri pengolahan di dalam daerah agar nilai tambah dari komoditas lokal, seperti kelapa sawit, bisa dinikmati langsung oleh masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga perlu dijaga sebagai penopang ketahanan pangan berkelanjutan.
“Kutai Timur kan terkenal kaya karena perkebunan sawitnya, masa sih Bapak Ibu beli minyak goreng Bimoli dari luar, masa enggak kita yang jual? Karena kita sumber dan segala potensi-potensi itu kita miliki,” ujarnya.
Dalam forum itu, Yulianus juga menyayangkan ketidakhadiran PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang telah diundang untuk berdiskusi. Ia menyebut, keterlibatan semua pihak, termasuk mitra strategis seperti KPC, sangat dibutuhkan untuk menyamakan langkah pembangunan pascatambang.
“Kita tidak tahu kenapa KPC menunda. Sementara kita sudah buatkan undangan. Namun penundaan itu baru disampaikan tadi pagi. Seandainya kemarin sudah diinformasikan, tentu bisa kita siapkan alternatif,” ungkapnya.
Yulianus menambahkan, ada beberapa hal penting yang perlu dibahas bersama KPC. Salah satunya adalah pengembangan bandara dan pelabuhan yang dinilai sangat strategis.
“Yang paling utama, pertama adalah soal bandara. Kita ingin supaya masyarakat tidak perlu jauh-jauh jika ingin bepergian lewat udara dengan biaya terjangkau. Kedua, pelabuhan punya peluang besar untuk menambah PAD. Tadi disampaikan, pelabuhan itu memiliki dua jalur masuk. Itu penting karena merupakan bagian dari objek vital yang berada di wilayah kerja KPC,” terangnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah mendukung visi “Kutim Hebat, Desa Hebat” yang diusung Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Menurutnya, semua pihak harus terlibat aktif dalam merancang arah pembangunan Kutai Timur yang berkelanjutan dan mandiri. (MMP)