
SANGATTAKU – Keberhasilan program Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG) di Kutai Timur sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur pendukung, terutama akses internet yang merata. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim (Disdikbud) mengakui bahwa tantangan logistik dan keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam menghubungkan 700 sekolah yang berada di wilayahnya.
Sekretaris Disdikbud Kutim, Irma Yudiwa, menjelaskan bahwa upaya pemerataan akses internet dilakukan melalui kolaborasi intensif dengan Dinas Kominfo. Pemasangan jaringan dan penyediaan akses, termasuk penggunaan voucher Starlink, menjadi fokus utama untuk memastikan tidak ada wilayah yang menjadi blank spot.

“Kita memiliki sekitar 700 sekolah. Karena keterbatasan anggaran, harus ada skala prioritas, terutama bagi wilayah blank spot,” terang Irma. Skala prioritas ini memastikan bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil dan sulit dijangkau mendapatkan koneksi internet terlebih dahulu, sehingga program transformasi digital dapat berjalan merata.
Hingga tahun ini, upaya kolaboratif tersebut telah membuahkan hasil signifikan. Sekitar 400 sekolah di Kutim telah berhasil teraliri internet melalui program yang dijalankan bersama Kominfo. Pemasangan jaringan dan pembayaran voucher Starlink sepanjang tahun 2024 hingga 2025 sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab Dinas Kominfo, sementara Disdikbud menyiapkan pendataan akurat mengenai kebutuhan konektivitas di lapangan.
Namun, Irma juga memaparkan adanya perubahan mendasar pada mekanisme pendanaan yang diperkirakan mulai berlaku efektif pada tahun 2026. Skema pembiayaan internet untuk titik yang sudah terpasang dan aktif akan mengalami penyesuaian.
Irma menjelaskan bahwa pembayaran voucher internet pada titik yang sudah terpasang berpotensi dikembalikan ke sekolah melalui kolaborasi antara Kominfo dan Disdikbud. “Pemasangan baru tetap dilakukan Kominfo, tetapi skema pembiayaan voucher untuk titik yang aktif akan disesuaikan melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan,” ungkapnya.
Perubahan skema ini mengindikasikan bahwa Disdikbud perlu mencari solusi pendanaan berkelanjutan untuk operasional jaringan internet yang sudah terinstalasi, kemungkinan besar melibatkan alokasi anggaran bersama atau mekanisme dana dari sekolah. Tujuan dari penyesuaian ini adalah menjamin keberlanjutan akses internet, yang merupakan faktor penentu keberhasilan bagi 35 KSRG dan seluruh sekolah di Kutai Timur. (adv/Diskominfo Kutim)




















