Hepnie Armansyah: Outsourcing Nakes Perlu Kajian Mendalam

Minggu, 24 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SANGATTAKU – Rencana Dinas Kesehatan Kutai Timur (Dinkes Kutim) untuk merekrut tenaga kesehatan melalui sistem outsourcing di RSUD Muara Wahau yang akan dibangun pada 2025 mendapat perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim.

Hepnie Armansyah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Kutim, mengakui adanya kendala terkait moratorium pengangkatan tenaga honorer dari pemerintah pusat. Namun, ia menekankan pentingnya evaluasi mendalam terhadap rencana outsourcing ini. Hepnie meminta adanya kajian komprehensif untuk memastikan kualitas pelayanan kesehatan tetap terjaga.

Wakil Ketua Komisi A DPRD Kutai Timur, Hepnie Armansyah. (bl/ sgtk)

“Meski kami memahami kebijakan pemerintah pusat terkait moratorium pengangkatan tenaga honorer, namun penggunaan sistem outsourcing untuk tenaga kesehatan perlu dikaji lebih mendalam. Kita harus memastikan sistem ini tidak akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” jelasnya.

Politikus PPP ini memberikan apresiasi atas upaya Dinas Kesehatan dalam mempelajari regulasi terkait tenaga kerja outsourcing. Namun, ia menegaskan pentingnya memperhatikan aspek kesejahteraan tenaga kesehatan. “Kami akan mendorong agar standar upah tenaga kesehatan outsourcing tidak hanya mengacu pada UMK, tapi juga mempertimbangkan beban kerja dan risiko profesi mereka,” ujarnya.

Untuk penempatan dokter spesialis, DPRD mendukung langkah kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI. “Untuk dokter spesialis, kami mendukung langkah kerja sama dengan Kemenkes RI. Namun untuk tenaga kesehatan lainnya, kami akan terus mendorong Pemkab untuk mencari skema terbaik yang bisa menjamin kesejahteraan mereka sekaligus memastikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat,” tegasnya.

“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Kutai Timur bisa mengupayakan formasi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang lebih banyak untuk tenaga Kesehatan. Sehingga tidak semua posisi harus diisi tenaga outsourcing. Bagaimanapun, tenaga kesehatan adalah profesi vital yang membutuhkan kepastian karir,” pungkasnya. (AD01/ DPRD)

Berita Terkait

Ketua PPM Kutim Soroti Kerusakan Jalan Akibat ODOL, Desak Penegakan Hukum Tegas
Pemkab Kutim Evaluasi Perda Pajak dan Retribusi, UMKM Jadi Pertimbangan Utama
Warga Bukit Kayangan Keluhkan Dampak Aktivitas KPC, DPRD Kutim Dorong Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Pelapak Taman Bersemi Minta Toleransi, DPRD Kutim Dorong Pendataan yang Adil
DPRD Kutim Soroti Masalah Kepesertaan BPJS dan Kekurangan Dokter Spesialis
Dua Kasus Penemuan Bayi Meninggal di Sangatta, DPRD Kutim Soroti Pentingnya Edukasi Remaja
Wabup Kutai Timur Apresiasi Komite Tani Muda, KNPI: Siap Sinergi dengan Program Pemerintah
DPRD Kutim Mediasi Konflik Relokasi Pedagang Taman Bersemi

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:55 WITA

Ketua PPM Kutim Soroti Kerusakan Jalan Akibat ODOL, Desak Penegakan Hukum Tegas

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:47 WITA

Pemkab Kutim Evaluasi Perda Pajak dan Retribusi, UMKM Jadi Pertimbangan Utama

Kamis, 19 Juni 2025 - 22:55 WITA

Warga Bukit Kayangan Keluhkan Dampak Aktivitas KPC, DPRD Kutim Dorong Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Kamis, 19 Juni 2025 - 17:42 WITA

Pelapak Taman Bersemi Minta Toleransi, DPRD Kutim Dorong Pendataan yang Adil

Rabu, 18 Juni 2025 - 16:38 WITA

DPRD Kutim Soroti Masalah Kepesertaan BPJS dan Kekurangan Dokter Spesialis

Berita Terbaru

Lifestyle & Infotainment

Taiwan di IIE 2025 Tunjukkan Pesona Lingkungan Ramah Muslim

Minggu, 13 Jul 2025 - 19:10 WITA