Relokasi Pasar Tumpah di Jalan Inpres Sangatta Utara Tuai Beragam Respon

Kamis, 20 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SANGATTAKU – Rencana pemerintah merelokasi pasar tumpah di Jalan Inpres, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, menuai berbagai respon dari para pedagang. Sebagian besar pedagang menolak pemindahan tersebut dengan alasan aksesibilitas dan potensi kehilangan pelanggan. Salah satu pedagang, sebut saja Melati, mengungkapkan kekhawatirannya terkait rencana relokasi ini.

“Kalau pemerintah memang ada perhatian, ya kan bisa diatur. Lalu lintasnya juga masih bisa di ke belakangin. Tapi masalahnya, biaya yang dibutuhkan pasti besar. Kami pun sudah mengeluarkan banyak dana untuk berjualan di sini,” ujarnya saat diwawancarai pada Kamis, 20 Februari 2025, Pukul 16.15 WITA.

Situasi terkini pasar tumpah yang terletak di jalan Inpres Sangatta Utara (*/MMP)

Melati menjelaskan bahwa dirinya mengandalkan pendapatan harian yang relatif kecil, sehingga relokasi pasar bisa berdampak besar pada kondisi ekonominya. Ia juga menekankan bahwa mayoritas pedagang menolak pemindahan ke pasar induk karena keterbatasan tempat dan jarak yang lebih jauh dari pelanggan mereka.

“Di dalam pasar induk sudah penuh. Jangkauannya juga lebih sulit bagi pembeli. Kalau pelanggan tetap datang, tidak masalah. Tapi kalau tidak ada pembeli, bagaimana kami bisa bertahan? Mau makan apa?” imbuhnya.

Pedagang lain, Neti, turut mengungkapkan keberatannya meskipun memahami alasan pemerintah terkait kemacetan dan keterbatasan lahan parkir.

“Kalau memang ada tempat yang disediakan di sana, ya tidak apa-apa. Tapi bagi kami, rasanya tetap berat jika harus pindah,” kata Neti.

Neti menyadari bahwa pasar tumpah tidak termasuk dalam perencanaan pemerintah, tetapi menilai bahwa pasar ini tetap menjadi sumber penghidupan bagi banyak pedagang kecil. Ia berharap ada solusi lain yang bisa diterapkan selain relokasi.

“Kalau bisa, lebih baik parkiran yang ditata ulang, supaya kendaraan tidak mengganggu jalan dan menyebabkan kemacetan,” tambahnya.

Baca Juga  Cabuli Bocah 7 Tahun di Kolong Mess, Pria Paruh Baya ini Diciduk Polisi

Para pedagang berharap pemerintah mempertimbangkan opsi lain agar mereka tetap bisa berjualan tanpa kehilangan pelanggan dan penghasilan. (*/MMP)

682Dibaca

Berita Terkait

Ketua DPRD Kutai Timur Tekankan Transparansi Profit Sharing Pertambangan
DPRD Kutai Timur Dorong Pemenuhan Air Bersih hingga Energi Alternatif di Daerah Tertinggal
Pemkab Kutim Ungkap Laporan Keuangan 2024, Realisasi Pendapatan Capai Rp10,44 Triliun
Gebyar Expo 2025 di Kutai Timur: Koperasi Ditegaskan sebagai Pilar Ekonomi Rakyat
BPJS Kesehatan Kutim Gelar Evaluasi Tahunan, Dorong Digitalisasi dan Perbaikan Layanan Kesehatan
Dukung Ekosistem Pesisir, PT APE Tanam Ribuan Mangrove di Kutim
DTPHP Kutim Bantu Benih dan Petakan Daerah Rawan Banjir Demi Jaga Produktivitas Petani
Produktivitas Padi Gunung Bengalon Capai 1,2 Ton per Hektare, Tren Luasan Lahan Menurun

Berita Terkait

Jumat, 5 September 2025 - 07:13 WITA

Ketua DPRD Kutai Timur Tekankan Transparansi Profit Sharing Pertambangan

Kamis, 4 September 2025 - 19:58 WITA

DPRD Kutai Timur Dorong Pemenuhan Air Bersih hingga Energi Alternatif di Daerah Tertinggal

Senin, 30 Juni 2025 - 18:04 WITA

Pemkab Kutim Ungkap Laporan Keuangan 2024, Realisasi Pendapatan Capai Rp10,44 Triliun

Minggu, 29 Juni 2025 - 10:18 WITA

Gebyar Expo 2025 di Kutai Timur: Koperasi Ditegaskan sebagai Pilar Ekonomi Rakyat

Rabu, 18 Juni 2025 - 14:33 WITA

BPJS Kesehatan Kutim Gelar Evaluasi Tahunan, Dorong Digitalisasi dan Perbaikan Layanan Kesehatan

Berita Terbaru

Ekonomi & Kesehatan

Ketua DPRD Kutai Timur Tekankan Transparansi Profit Sharing Pertambangan

Jumat, 5 Sep 2025 - 07:13 WITA