
SANGATTAKU – Pelatihan Wirausaha Muda Manik-Manik yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) disambut antusias oleh 75 peserta. Kegiatan yang fokus pada pengembangan keterampilan kerajinan tangan berbasis budaya lokal ini berlangsung intensif di D’Lounge Hotel Royal Victoria, pada Selasa (11/11/2025).
Pelatihan ini secara khusus menghadirkan praktisi sukses di bidang kerajinan manik-manik khas Kalimantan. Dispora mendatangkan Efiana Bit dan Irene Helen, co-founder dari Toko Souvenir Dayak asal Samarinda, untuk berbagi ilmu dan pengalaman praktis kepada para pemuda Kutim.

Irene Helen, salah seorang narasumber, menyatakan rasa bangganya terhadap semangat dan energi positif yang ditunjukkan oleh seluruh peserta selama sesi pelatihan. Menurutnya, antusiasme seperti ini merupakan modal penting untuk memulai dan mengembangkan usaha di sektor ekonomi kreatif.
Dalam paparannya, Irene menjelaskan bahwa fokus utama pelatihan di hari pertama adalah pada penguasaan dasar-dasar teknik pembuatan manik-manik. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang peserta yang sebagian besar masih tergolong pemula dalam kerajinan ini.
“Kami harap di hari pertama ini para peserta bisa menyimak dengan baik materi yang disampaikan, kemudian mengembangkannya menjadi karya yang lebih kreatif. Karena sebagian besar peserta masih pemula, kami fokuskan pada dasar-dasar teknik pembuatan manik-manik,” terang Irene, menekankan pentingnya fondasi teknis yang kuat.
Manik-manik dipilih sebagai materi pelatihan karena tidak hanya merepresentasikan seni kerajinan tangan, tetapi juga merupakan bagian penting dari identitas budaya Dayak di Kalimantan. Dengan memproduksi manik-manik, peserta didorong untuk melestarikan warisan budaya sambil menciptakan nilai ekonomi.
Para peserta pelatihan yang berasal dari berbagai kecamatan di Kutim ini terlihat fokus mengikuti setiap tahapan yang diajarkan oleh narasumber. Mereka belajar mulai dari pemilihan bahan, teknik merangkai, hingga proses finishing yang menentukan kualitas akhir produk.
Irene Helen berharap agar kegiatan yang diinisiasi oleh Dispora ini dapat terus digalakkan. Menurutnya, inisiatif pelatihan keterampilan seperti ini terbukti memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat lokal, terutama bagi generasi muda yang membutuhkan peluang usaha baru.
Kepala Bidang Layanan Kepemudaan Dispora Kutim, Burhanuddin SY, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan investasi jangka panjang pemerintah. Ia menekankan pentingnya peran anak muda sebagai motor penggerak ekonomi kreatif di masa depan. Ia juga berharap, kolaborasi antara pemerintah dan praktisi usaha dapat terus terjalin guna memastikan kualitas pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini. Dengan modal pengetahuan dasar yang didapatkan, 75 peserta diharapkan dapat segera mengaplikasikan keterampilan mereka menjadi produk bernilai jual dan membuka peluang usaha mandiri. (adv/Diskominfo Kutim)




















