
SANGATTAKU – Inovasi berjudul “Cap Jempol Stop Stunting” yang digagas oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Achmad Junaidi Bahrun, berhasil menarik perhatian juri nasional. Proyek perubahan ini sukses mengantarkan Junaidi meraih peringkat kedua terbaik dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXV Tahun 2025.
Program ini secara spesifik berfokus pada percepatan penurunan angka stunting. Keunggulan utamanya terletak pada kolaborasi yang erat antar stakeholder terkait dan metode penanganan keluarga berisiko stunting yang sangat terukur, yakni melalui pemanfaatan data by name by address.

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi tersebut. Ia menilai program ini tidak hanya sekadar pencapaian akademik dalam pelatihan, tetapi memiliki potensi implementasi yang luas dan mendalam bagi masyarakat. Ardiansyah secara khusus berharap agar “Cap Jempol Stop Stunting” dapat diangkat menjadi percontohan atau pilot project di tingkat nasional.
“Inovasi ini bisa menjadi contoh baik di tingkat nasional dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” kata Ardiansyah Sulaiman saat diwawancarai insan pers di ruang kerjanya, Kantor Bupati Kutim, pada Senin, 1 Desember 2025.
Metode yang digunakan dalam inovasi ini dinilai efektif karena menyasar langsung sasaran berdasarkan data valid dan terperinci. Dengan adanya data by name by address, intervensi terhadap keluarga yang berisiko stunting dapat dilakukan secara tepat, efisien, dan termonitor secara berkelanjutan. Hal ini menjawab tantangan utama dalam program penurunan stunting, yaitu memastikan bantuan dan intervensi mencapai target yang paling membutuhkan.
Keberhasilan Achmad Junaidi mengungguli puluhan peserta dari berbagai kementerian, provinsi, dan kabupaten atau kota di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa gagasan yang lahir di Kutim memiliki daya saing dan relevansi tinggi terhadap isu-isu pembangunan nasional, khususnya kesehatan dan kualitas sumber daya manusia.
Ardiansyah Sulaiman menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutai Timur akan terus mendukung implementasi inovasi ini di lapangan, memastikan program ini berjalan maksimal dan benar-benar memberikan manfaat nyata dalam upaya mewujudkan Kutim bebas stunting. Dukungan penuh ini diharapkan memperkuat dasar bagi inovasi tersebut untuk benar-benar dipertimbangkan sebagai model nasional, mengingat stunting merupakan prioritas utama pemerintah pusat saat ini. (adv/Diskominfo Kutim)




















