
SANGATTAKU – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengambil kebijakan khusus dalam upaya mitigasi bencana menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan musim cuaca ekstrem. Kebijakan ini berfokus pada pemanfaatan teknologi informasi untuk mempercepat diseminasi peringatan dini kepada masyarakat luas.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, secara spesifik telah meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk menggencarkan penyebaran informasi prakiraan cuaca melalui media luar ruang. Instruksi ini disampaikan sebagai bagian dari persiapan jelang Rapat Koordinasi Forkopimda Plus yang akan berlangsung pada 8 Desember 2025.

Dalam instruksinya, Bupati menekankan pentingnya akses informasi yang mudah dan akurat bagi warga Kutim, mengingat potensi peningkatan curah hujan dan risiko bencana alam di akhir tahun hingga awal tahun berikutnya. Pemberian akses peringatan dini yang akurat ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bupati sangat tegas dan rinci. “Seluruh videotron di Kutim wajib menampilkan data prakiraan cuaca terkini dari BMKG. Ini berlaku selama dua bulan, mulai akhir November hingga Januari 2026,” tegas Ardiansyah pada Senin (1/12/2025).
Langkah ini merupakan implementasi nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam memastikan keselamatan warganya. Dengan mewajibkan videotron menayangkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), informasi mengenai perubahan cuaca ekstrem dapat dijangkau oleh lebih banyak orang, termasuk pengguna jalan dan masyarakat yang beraktivitas di ruang publik.
Diskominfo Kutim bertugas memastikan ketersediaan dan kebaruan data yang ditayangkan agar validitas informasi tetap terjamin. Penayangan selama dua bulan penuh, yaitu melintasi periode puncak liburan dan periode risiko tinggi cuaca buruk, menunjukkan keseriusan Pemkab Kutim dalam menghadapi tantangan iklim.
Kebijakan ini juga merupakan bagian integral dari strategi mitigasi bencana yang lebih luas, di mana koordinasi tidak hanya dilakukan secara internal pemerintah dan aparat keamanan, tetapi juga melibatkan peningkatan kesadaran dan partisipasi publik. Informasi cuaca yang mudah diakses memungkinkan masyarakat untuk mengambil keputusan yang lebih tepat terkait rencana perjalanan, pekerjaan, atau kegiatan luar ruangan lainnya. Bupati berharap, inovasi dalam diseminasi informasi ini akan menjadi faktor kunci dalam mengurangi potensi risiko dan dampak kerugian akibat bencana alam di Kutim.(adv/Diskominfo Kutim)




















