RSUD Kudungga Luncurkan Layanan MRI, Tantangan Ketersediaan Dokter Spesialis Mengemuka

Kamis, 17 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SANGATTAKU – Meskipun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Kabupaten Kutai Timur, telah resmi meluncurkan layanan MRI (Magnetic Resonance Imaging) 1,5 Tesla sebagai bentuk upaya peningkatan mutu layanan kesehatan rujukan, Direktur RSUD Kudungga, Muhammad Yusuf, mengakui bahwa pihaknya masih menghadapi tantangan terkait ketersediaan tenaga medis spesialis.

Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, sebuah rumah sakit secara ideal memerlukan tujuh dokter spesialis yang selalu siaga untuk menangani berbagai kebutuhan medis pasien. Dari tujuh spesialis tersebut, empat di antaranya termasuk dalam kategori spesialis dasar yang esensial, yaitu spesialis anak, spesialis kebidanan, spesialis penyakit dalam, dan spesialis bedah. Keahlian dari keempat spesialis ini sangat penting dalam memberikan diagnosis dan perawatan yang komprehensif kepada pasien. Selain itu, tiga dokter spesialis lainnya berfungsi sebagai spesialis penunjang yang terdiri dari anestesi, laboratorium, dan radiologi, yang masing-masing memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam mendukung keberhasilan prosedur medis serta memastikan keselamatan pasien selama masa perawatan.

Direktur RSUD Kudungga Kabupaten Kutai Timur, Muhammad Yusuf (*/MMP)

“Tanpa dokter laboratorium dan radiologi, empat spesialis dasar tidak dapat menegakkan diagnosis dengan tepat. Oleh karena itu, keberadaan tujuh spesialis tersebut sangat krusial,” ujarnya kepada awak media, Kamis, 17 April 2025.

Saat ini, RSUD Kudungga di Kalimantan Timur telah diakui sebagai rumah sakit dengan jumlah spesialis terbanyak di wilayah tersebut. Meskipun demikian, dari segi kuantitas tenaga medis yang tersedia di masing-masing bidang, masih terdapat sejumlah kekurangan yang perlu diatasi. Salah satu bidang yang membutuhkan perhatian lebih adalah kebidanan, di mana saat ini RSUD Kudungga hanya memiliki satu dokter yang bertanggung jawab. Situasi ini menunjukkan pentingnya peningkatan jumlah tenaga medis, terutama dalam spesialisasi yang krusial.

Baca Juga  Khairul Arifin Dipercaya Nahkodai FKDM Kutai Timur Hingga 2028 Nanti

“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami, dengan hanya satu dokter di bidang kebidanan tentu cukup menyulitkan, apalagi ini merupakan bagian dari spesialis dasar yang menangani banyak kasus bersifat darurat. Jika dokter tersebut cuti atau mengikuti kegiatan di luar rumah sakit, maka layanan akan terhenti,” jelas Yusuf.

Untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapi, RSUD Kudungga saat ini tengah melaksanakan serangkaian langkah strategis, salah satunya melalui penerimaan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), yang bertujuan untuk memperkuat sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit. Selain itu, RSUD Kudungga juga aktif berpartisipasi dalam program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

“Rumah sakit juga membuka opsi kontrak langsung dengan dokter spesialis jika memungkinkan,” imbuhnya.

Yusuf juga menyampaikan bahwa RSUD Kudungga baru saja menerima tambahan 68 tenaga baru dari berbagai bidang, mayoritas merupakan tenaga keperawatan dan beberapa lainnya terdiri dari tenaga administrasi, dua orang dokter serta tenaga teknis, melalui pengangkatan Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) yang telah resmi menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). (*/MMP)

817Dibaca

Berita Terkait

Jadi Ujung Tombak Peningkatan Layanan di Akar Rumput, Ardiansyah Sulaiman Jamin Motor Operasional Ketua RT Kutim Aman dari Efisiensi APBD
Antisipasi Lonjakan Permintaan Akhir Tahun, Pemkab Kutim Siapkan Langkah Kontrol Ekonomi
Meski APBD Turun, Bupati Kutim Jamin Program Jaminan Sosial Pekerja Informal Tetap Berjalan
Inovasi ‘Cap Jempol Stop Stunting’ Jadi Kebanggaan Daerah, Ardiansyah Sulaiman Apresiasi Kepala DPPKB
Dukung Penurunan Stunting, Inovasi ‘Cap Jempol Stop Stunting’ Asal Kutim Diharapkan Jadi Pilot Project Nasional
Transparansi Dana RT Dijamin Perbub, Pengawasan Dilakukan Berjenjang
Anggaran BKKD Kutim Naik Signifikan Jadi Rp250 Juta, Bupati Ardiansyah Bantah Tudingan Hambat Pembangunan
Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi Raih Peringkat 2 Nasional PKN II, Gagas Inovasi ‘Cap Jempol Stop Stunting’

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 09:26 WITA

Jadi Ujung Tombak Peningkatan Layanan di Akar Rumput, Ardiansyah Sulaiman Jamin Motor Operasional Ketua RT Kutim Aman dari Efisiensi APBD

Selasa, 2 Desember 2025 - 09:17 WITA

Antisipasi Lonjakan Permintaan Akhir Tahun, Pemkab Kutim Siapkan Langkah Kontrol Ekonomi

Selasa, 2 Desember 2025 - 08:44 WITA

Meski APBD Turun, Bupati Kutim Jamin Program Jaminan Sosial Pekerja Informal Tetap Berjalan

Senin, 1 Desember 2025 - 19:59 WITA

Inovasi ‘Cap Jempol Stop Stunting’ Jadi Kebanggaan Daerah, Ardiansyah Sulaiman Apresiasi Kepala DPPKB

Senin, 1 Desember 2025 - 17:11 WITA

Transparansi Dana RT Dijamin Perbub, Pengawasan Dilakukan Berjenjang

Berita Terbaru