Sangattaku – Asmawardi kunjungi dapur umum di Bengalon, Nensy keluhkan minimnya peralatan dan bahan. Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim), H Asmawardi, hari ini, Senin (21/22/2022) menyempatkan diri untuk meninjau langsung dapur umum yang ada di Bengalon.
Kunjungan dilaksanakan sesaat usai mengikuti Rapat Koordinasi Rencana Penanggulangan Banjir di Kantor Camat Bengalon.
“Barusan selesai rapat, bareng Pak Camat, Kades se-Bengalon sama perusahaan-perusahaan yang ada di Bengalon,” jelas Adhy, sapaan akrab pria berpenampilan nyentrik itu.
Dalam kunjungannya, Asmawardi mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para relawan yang bekerja untuk dapur umum. Anggota DPRD ini memang memiliki nilai tersendiri di mata masyarakat, khususnya masyarakat Bengalon.

Sontak suasana riuh ceria memenuhi area dapur umum. Seluruh relawan yang ada di lokasi pun berebut untuk berfoto bersama Asmawardi. Di sela-sela riuhnya suasana, Asmawardi pun bertanya terkait keadaan dapur umum.
Tak Hanya Sembako, Nensy Harap Dapat Suplai Sayur-sayuran
Salah satu koordinator Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kutim untuk wilayah Bengalon, Nensy Drayani mengatakan, saat ini dapur umum korban banjir di Bengalon masih sangat minim.
“Kita masih butuh kompor dan beberapa alat masak lagi agar bisa maksimal,” tutur Nensy.
Nensy yang juga bertugas sebagai koordinator dapur umum berharap, selain fasilitas, ketersediaan bahan baku makanan pun dapat segera dipenuhi. Hal tersebut guna antisipasi jika banjr makin membesar dan meningkatnya jumlah pengungsi serta korban terdampak banjir.

“Saat ini untuk bahan baku makanan pun kita masih minim. Saya berharap, besok bahan bahan baku pokok sudah terpenuhi. Tadi (saat rapat) pihak perusahaan sudha menyanggupi itu,” harap Nensy.
“Selain telur dan mie instant, saya juga sampaikan tadi, kalau bisa sayur mayur, bumbu-bumbu masak juga bisa disediakan. Jadi, pengungsi dan korban terdampak banjir, bisa mendapat asupan gizi yang cukup, agar tidak mudah terserang penyakit juga,” papar Nensy kemudian.
“Pokoknya saya akan kawal, perusahaan yang ada di Bengalon ini, harus berkontribusi penuh ke dapur umum ini. Banjir memang bencana alam, tapi saya yakin, dampak dari perusahaan tambang di Bengalon menjadi salah satu pemicu terbesarnya,” tegas Asmawardi menjawab keluhan Nensy.
“Kalau bantuan langsung, jujur saya saat ini juga sedikit kesulitan, karena di Sangatta saya secara pribadi membuka tempat pengungsian,” imbuhnya.
Nensy Ajak Warga Tak Terdampak Untuk Turut Serta Membantu
Seperti diketahui, Rumah PAN Kabupaten Kutai Timur sejak awal banjir di Sangatta (18/03/2022), dialih fungsikan menjadi tempat pengungsian. Selain pengungsian, Rumah PAN juga menyiapkan peralatan masak dan bahan makanan.
“Di sekre (Rumah PAN) Sangatta kita buka untuk warga terdampak mengungsi. Di sana juga jadi dapur umum, swadaya, para pengungsi secara gotong royong yang memasak di sana,” papar Asmawardi.

Sementara itu, melanjutkan, selain kekurangan alat masak dan bahan makanan, Nensy juga berharap warga yang tidak terdampak, bisa turut membantu. Saat ini kata Nensy, selain dari Tagana, relawan dari salah satu Ormas dan ibu-ibu PKK yang ada di Kecamatan Bengalon turut membantu di dapur umum.
“Alhamdulillah, kita di sini (dapur umum) turut terbantukan dari Ormas PKRI (Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia) dan ibu-ibu PKK,” paparnya.
“Kalau PKRI, alhamdulillah, selama ini memang cukup aktif membantu di setiap ada kegiatan sosial, kebetulan saya ketuanya,” imbuh Nensy menjelaskan.
Kendati demikian, untuk tenaga Nensy merasa masih jauh dari kata cukup.
“Saya harap, warga yang tidak terdampak, dan memiliki waktu yang luang, dapat turut serta membantu di dapur umum ini,” pungkasnya.(*/ bl)