
SANGATTAKU – Pengoperasian Rumah Sakit (RS) Pratama Muara Bengkal di Kutai Timur masih menghadapi kendala serius akibat kekurangan tenaga kesehatan (nakes). Meskipun pemerintah telah menyelesaikan pembangunan RS tersebut, namun pelayanan kesehatan masih belum berjalan maksimal karena masalah ini.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Ramadhani, yang merupakan bagian dari Komisi D yang menangani Kesejahteraan Rakyat, termasuk sektor kesehatan, sedang mempertimbangkan solusi-solusi untuk mengatasi kekurangan nakes di RS Pratama Muara Bengkal.
Salah satu solusi yang dia usulkan adalah memberikan beasiswa penuh kepada putra-putri daerah yang ingin mengejar pendidikan kedokteran. Ramadhani percaya bahwa ada ratusan, bahkan ribuan mahasiswa asal Kutai Timur yang saat ini kuliah kedokteran di luar pulau, seperti di Malang, Bandung, dan tempat lainnya.
“Memberikan beasiswa ini tentunya harus dengan syarat bahwa setelah lulus, mereka harus mengabdi di Kutai Timur sebagai nakes selama beberapa tahun, misalnya 5 hingga 10 tahun,” ujar anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Menurutnya, sangat penting untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur hal ini agar tidak ada lagi kekurangan tenaga kesehatan di RS Pratama Muara Bengkal. Meskipun fasilitas medisnya lengkap, kekurangan sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi hambatan signifikan.
Ramadhani juga menekankan bahwa aturan tersebut harus mencakup ketentuan agar dokter yang menerima beasiswa dari Kutai Timur setelah lulus tidak dapat pergi begitu saja. Mereka diharapkan untuk berkontribusi dalam jangka panjang untuk wilayah asal mereka.
“Kami tidak ingin melihat dokter-dokter yang hanya ingin memanfaatkan beasiswa Kutai Timur untuk kemudian pergi begitu lulus,” tambahnya.
Dengan langkah ini, diharapkan RS Pratama Muara Bengkal dapat memaksimalkan pelayanannya dan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Kutai Timur dengan lebih baik. (AD01/Sek-DPRD)