
SANGATTAKU – Dengan adanya potensi bencana yang ada di Kutai Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kutim periode 2025-2029.

Ketua Panitia sekaligus Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kutim, M. Idris Syam, mengawali kegiatan FGD dengan laporan mengenai langkah-langkah yang telah diambil sebelum dilaksanakan FGD ini.
“Sebelumnya, kami telah melakukan konsultasi publik pada 7 Maret 2024, di mana kesepakatan ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan secara detail tentang rencana kegiatan yang akan dituangkan dalam dokumen ini,” ujar Idris.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Ruang D’Lounge Hotel Royal Victoria dan dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, termasuk Asisten Pemkesra Seskab Kutim, Poniso Suryo Renggono, yang mewakili Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman yang berhalangan hadir, Idris menjelaskan bahwa rencana penanggulangan bencana yang disusun ini mencakup berbagai program dan kegiatan yang telah diidentifikasi melalui Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dilakukan sebelumnya.
“Kajian Risiko Bencana yang telah dilakukan konsultasi publik pada 19 Februari 2024 menunjukkan tujuh jenis bencana utama di Kutim, yaitu banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.
FGD ini melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi lainnya. “Kegiatan ini juga melibatkan beberapa SKPD lainnya, sehingga kami akan menampung aspirasi rencana kegiatan dari SKPD atau instansi terkait,” tambah Idris.
Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana ini dirancang untuk menjadi panduan strategis dalam menghadapi potensi bencana di wilayah Kutim. “Dalam dokumen ini, kami telah merancang 16 program, 40 kegiatan, dan 135 sub-kegiatan. Ini menunjukkan komitmen kami dalam mempersiapkan daerah untuk menghadapi berbagai potensi bencana,” kata Idris.
Idris menekankan pentingnya konsultasi publik dalam menyusun dokumen ini. “Konsultasi publik ini adalah pemaparan dan penjelasan yang akan diisi oleh instansi terkait sehingga nanti menjadi bahan penyusunan bagi tim penyusun yang diwakili pihak Universitas Mulawarman Samarinda,” katanya.
Dengan melibatkan 75 peserta dari berbagai instansi terkait, termasuk KTAT dan Manggala Agni, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan dokumen yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan daerah. “Partisipasi aktif dan kontribusi dari semua pihak sangat penting dalam penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana,” ungkap Idris. (AD01/Diskominfo Kutim)