SANGATTAKU, Sangatta – Langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur, dalam meluncurkan program pendidikan inklusif untuk penyandang disabilitas mendapatkan dukungan penuh dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Ketua Komisi D (Bidang Kesejahteraan Rakyat) yang membidangi pendidikan, Julfansyah.
Menurutnya, program pendidikan inklusif ini sangat relevan dan sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan masyarakat Kutai Timur yang sejahtera. Program ini bukan hanya tentang memberikan pendidikan tetapi juga soal menciptakan kesetaraan kesempatan bagi semua warga termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik seperti tunanetra.
“Itu nanti, bagaimana kita cari jalan keluarnya dengan dinas terkait, supaya di Kutai Timur tidak ada lagi diskriminasi terhadap penyandang disabilitas,” ujar Julfansyah pada awak media Kamis, 7 November 2024 di ruang kerjanya.
Julfansyah memaparkan, bahwa program unggulan ini mencakup dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga kesempatan kuliah di luar negeri serta pelatihan bagi tenaga pengajar yang mana telah mencapai 400 lebih guru kini tengah menjalani program S1 dengan kebijakan yang diterapkan juga mengharuskan penerima dukungan pendidikan dari pemerintah kabupaten untuk kembali bekerja di Kutai Timur setelah pendidikan selesai.
“Hal ini dilakukan supaya tidak ada lagi kesenjangan pendidikan maupun ekonomi dan memastikan bahwa investasi pemerintah dalam sumber daya manusia (SDM) dapat berkontribusi langsung pada pembangunan daerah. Kalau masalah penghasilan di luar daerah lebih besar, kita juga bisa merubah fasilitas yang terbaik untuk daerah kita,” terangnya.
Ia juga menyampaikan seperti halnya program insentif para guru, kepala sekolah juga akan mendapatkan fasilitas motor “itu bagus”. Karena sudah diberikan fasilitas yang baik dan gaji yang sudah mencukupi, sehingga tidak ada lagi alasan bagi pihak sekolah untuk memotong dana yang seharusnya diberikan kepada siswa.
“Saya selaku dari anggota DPRD akan sering turun ke lapangan untuk mendengarkan apa masih ada keluhan dari masyarakat. Karena anak sekolah mulai dari sepatu, baju, buku semuanya disiapkan, tinggal anak ini harus mandi pagi berangkat ke sekolah, jadi tidak ada lagi alasan ibunya menyuruh anak berjualan gorengan,” tegas Julfansyah. (AD01/ DPRD)