
SANGATTAKU – Masalah rumah ibadah menjadi salah satu isu utama yang disampaikan oleh warga Desa Tadoan dan Desa Manubar dalam reses (serap aspirasi) yang dilakukan oleh Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Shabaruddin, baru-baru ini. Selain persoalan pendidikan, infrastruktur, dan air bersih, kebutuhan akan perbaikan dan pembangunan tempat ibadah yang layak menjadi perhatian serius masyarakat di kedua desa tersebut.

Di Desa Tadoan, warga mengajukan permohonan untuk memperbaiki gereja yang kondisinya dinilai sudah tidak memadai. Gereja tersebut dianggap penting sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial masyarakat setempat.
“Kami sangat membutuhkan perbaikan gereja agar bisa digunakan dengan nyaman dan lebih baik untuk kegiatan keagamaan,” ucap salah seorang warga.
Kebutuhan serupa juga diutarakan oleh warga di Desa Manubar. Masjid yang selain menjadi tempat ibadah utama mereka juga menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat Desa Manubar tersebut dinilai perlu mendapat revitalisasi. “Masjid kami sudah cukup tua dan perlu perbaikan agar bisa menampung jamaah yang lebih banyak, terutama pada saat kegiatan ibadah besar,” ungkap salah seorang warga.
Menanggapi aspirasi tersebut, Shabaruddin menegaskan pentingnya keberadaan rumah ibadah yang layak bagi masyarakat. Ia menyatakan bahwa rumah ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pembinaan moral.
“Perbaikan dan pembangunan rumah ibadah adalah kebutuhan yang sangat penting,” ujar Shabaruddin.
Sebagai bentuk komitmennya, Shabaruddin berjanji akan memperjuangkan aspirasi warga melalui mekanisme anggaran daerah. Dalam Rapat Paripurna ke-20 yang membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2025, ia memastikan bahwa permintaan warga terkait rumah ibadah akan dimasukkan dalam Pokok Pikiran (Pokir) anggota dewan.
Harapan besar pun disampaikan oleh masyarakat Desa Tadoan dan Manubar. Mereka berharap perhatian yang diberikan oleh Shabaruddin dapat segera membuahkan hasil, sehingga kehidupan yang lebih baik, harmonis, dan penuh kedamaian dapat tercipta di lingkungan mereka.
“Walaupun beberapa aspirasi mungkin memerlukan waktu untuk terealisasi, saya akan terus berupaya agar kebutuhan masyarakat, termasuk tempat ibadah, dapat dipenuhi secara bertahap,” tambahnya. (AD01/ DPRD)