
SANGATTAKU – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengambil langkah strategis dalam pengembangan sektor pertanian melalui pelatihan pengendalian hama dan penyakit tanaman holtikultura. Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari di Royal Victoria Hotel, Sangatta Utara ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani, khususnya pengembang tanaman pisang.
Bupati Ardiansyah Sulaiman dalam sambutannya mengungkapkan posisi strategis Kutim sebagai penghasil pisang Gepok Grecek terbesar di Kalimantan Timur dengan kontribusi 71,81 persen. Visi pengembangan sektor ini diarahkan pada pembentukan industri turunan. “Dan saya menargetkan selama lima tahun kedepan, kita harus bisa memiliki industry turunan. Yakni tepung pisang,” tegasnya.

Pengembangan industri berbasis rumahan ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung pada ekonomi kerakyatan. “Saya sering bertemu dengan para petani dan saya selalu mengatakan, jangan berkecil hati dengan kegiatan ini. Karena ini (pertanian) akan menjadi salah satu barometer kemampuan mikro masyarakat terutama dari sisi ekonomi,” jelas Ardiansyah.
Komitmen pemerintah dalam pengembangan sektor pertanian juga ditunjukkan melalui rencana pembangunan pabrik serat dari daun nanas di Desa Himba Lestari, Kecamatan Batu Ampar, serta pengembangan usaha tanaman coklat di Kecamatan Karangan. “Saya yakin ini akan hadir, cukup dengan home industri saja. Pelakunya masyrakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, namun aktifitasnya bisa mempengaruhi sebagai agregat dalam pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Dyah Ratnaningrum, Kepala DTPHP Kutim, menjelaskan bahwa pelatihan yang menghadirkan praktisi dari Balai Pelatihan Pertanian Ketindan Malang, dr Juniawan, merupakan respons terhadap permasalahan hama Layu Fusarium dan layu Bakteri. “Kami tidak hanya memberikan teori, namun juga praktek langsung agar para petani kita ataupun PPL bisa mengtahui bagaimana cara penanganan dan pencegahan. Termasuk cara membuat formula yang pas untuk tanaman agar lebih tahan terhadap virus,” jelasnya. (AD01/ Diskominfo Kutim)