SANGATTAKU – Panen padi gunung di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, yang belum lama ini dilaksanakan dengan syukuran bersama Bupati Kutai Timur, mencatatkan hasil produktivitas rata-rata sebesar 1,2 ton per hektare dari data keseluruhan lahan seluas sekira 25–30 hektare.

Menurut keterangan Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dessy Wahyu Fitrisia, jenis padi gunung yang ditanam belum seluruhnya teridentifikasi. Namun, sudah ada dua varietas lokal yang berhasil dimurnikan dan kini tengah diarahkan menjadi varietas unggulan masyarakat Bengalon.
Di luar Bengalon, Dessy juga menjelaskan bahwa padi gunung juga banyak ditanam di wilayah Kecamatan Busang, Muara Ancalong dan sekitar Muara Bengkal. Namun, tren penanamannya menunjukkan penurunan yang signifikan dalam lima tahun terakhir.
“Tahun lalu padi gunung itu total luasan se-Kutai Timur hanya sekitar 4.000 hektare. Sebelumnya, lima tahun terakhir itu kan ada sampai 10.000 hektare per tahun. Nah, sekarang ini di 2023, 2024 itu tinggal sekitar 4.000 hektare per tahun,” ujarnya.

Menurutnya, penurunan tersebut disebabkan karena cara penanaman padi gunung yang masih bersifat tradisional. Di mana, pembukaan lahannya masih berpindah. Pola tanam berpindah ini menyebabkan petani membuka lahan baru setiap kali ingin menanam padi gunung. Setelah satu kali panen, lahan yang telah dibuka biasanya dimanfaatkan untuk komoditas lain seperti kelapa sawit.
“Beda dengan sawah, kalau sawah itu dia tanam lagi, besok di situ ditanam lagi karena memang ada lahannya. Kalau padi gunung ini biasanya lahan yang sudah dibuka kemudian baru ditanamin padi gunung, bukan lahan yang menetap ditanami padi gunung,” tutupnya. (MMP)