SANGATTAKU, Sangatta – Irawati (52), seorang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pantai Kenyamukan Sangatta memiliki penghasilan rata-rata Rp200 ribu hingga Rp300 ribu setiap hari.
Namun penghasilan perantau asal Sulawesi itu bisa saja meningkatkan di setiap akhir pekan. Dia menjual beragam kebutuhan warga sekitar dan pengunjung wisata pantai di warung kelontong yang disewanya dari pemerintah.
Perempuan ini sudah menjadi pedagang tetap di Pantai Kenyamukan sejak 12 tahun silam. Dia mulai berjualan sejak 2012 hingga saat ini.

Awal membuka usaha, Irawati mengaku hanya bermodalkan Rp1 juta. Modal tersebut merupakan pemberian dari suaminya yang bekerja sebagai nelayan.
“Pemasukan tidak menentu tapi untuk per harinya rata-rata Rp200 ribu hingga Rp300 ribu. Ramai pengunjung itu biasa hari Sabtu dan Minggu,” papar Irawati.
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Irawati mengaku pendapatan dari hasil jualannya tidak bisa terlalu diharapkan. Jadi untuk mencukupi selalu dibantu dengan penghasilan suami.
Sedangkan untuk pengeluaran kios milik pemerintah yang disewakan kepada UMKM di Pantai Kenyamukan berkisar antara Rp100 ribu sampai Rp200 ribu setiap bulannya, di luar pembayaran air dan listrik.
“Kalau untuk keselurahan sekitar satu jutaan. Mahal di listrik sama air. Harga air satu tandon Rp75 ribu, kita tidak pakai PDAM,” imbuhnya.
Dia juga mengeluhkan soal kurangnya air bersih di Kenyamukan dan toilet umum.
“Kekurangannya seperti kayak orang datang ke sini, sama air bersihnya belum ada. Tempat buang air besar ya ada tapi belum dipergunakan,” ujarnya.
Dia berharap Pemerintah Daerah dapat turun melihat kondisi Pantai Kenyamukan dan lebih peka terhadap kekurangan yang ada. (MK)