
SANGATTAKU – Semarak perayaan seperempat abad Kabupaten Kutai Timur diisi dengan gelaran megah Pesta Rakyat Seni Kebudayaan yang berlangsung di Townhall Sangatta Baru. Festival tiga hari yang dimulai pada Rabu (20/11/2024) ini menghadirkan ragam pertunjukan yang memadukan unsur hiburan dan edukasi budaya.
Dalam sambutannya saat membuka acara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim, Mulyono menyampaikan visi besar di balik penyelenggaraan festival ini. “Kami melihat ini sebagai kesempatan untuk menanamkan rasa bangga pada masyarakat Kutim terhadap warisan budaya mereka dan memperkuat identitas budaya kita,” ungkapnya.

Mengangkat tema Magic Land, festival ini menghadirkan pertunjukan spektakuler dari enam artis nasional yang berkolaborasi dengan talenta lokal. Tidak hanya itu, 60 pelaku UMKM mendapat kesempatan memamerkan produk unggulan mereka, sementara 15 paguyuban dan komunitas seni tampil memukau dengan pertunjukan warisan budaya.
“Pesta ini merupakan lebih dari sekadar hiburan, ia adalah cara untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai budaya melalui interaksi langsung,” jelas Mulyono, menekankan aspek edukatif yang menjadi fokus utama acara. Pernyataan ini menegaskan bahwa festival tidak hanya dirancang sebagai ajang hiburan semata, tetapi juga sebagai media pembelajaran budaya yang interaktif.
Keunikan festival ini terletak pada perpaduan antara hiburan, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi. Platform yang disediakan bagi UMKM lokal membuka peluang baru dalam pengembangan ekonomi kreatif daerah. “Kami berharap ini akan membantu memperkuat ekonomi lokal melalui promosi produk khas daerah,” tambah Mulyono.
Kolaborasi intensif antara pemerhati budaya, penggiat seni, dan masyarakat dalam perancangan konsep acara mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat. Festival ini menjadi bukti nyata komitmen Kutai Timur dalam melestarikan warisan budaya sambil memberdayakan potensi ekonomi masyarakat.
“Ini adalah upaya kita untuk menjaga dan melestarikan budaya kita untuk generasi yang akan datang,” tutup Mulyono, menegaskan pentingnya keberlanjutan budaya dalam pembangunan daerah. (AD01/ Diskominfo Kutim)