SANGATTAKU – Terkait surat edaran dari Kementerian Kesehatan mengenai kewaspadaan Rumah Sakit (RS) di Indonesia atas munculnya kembali kasus COVID-19 di beberapa negara, termasuk kabar yang beredar bahwa di Samarinda ada dua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan salah satunya ber-KTP Kabupaten Kutai Timur, pihak RSUD Kudungga Kabupaten Kutai Timur memberikan tanggapan.

Direktur RSUD Kudungga, Muhammad Yusuf, menyatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan segala aspek, mulai dari pemetaan ruangan hingga penanganan oleh dokter spesialis yang menangani penyakit tersebut.
“Untuk kamar ruang isolasi, seandainya ada pasien, sudah ada beberapa ruangan yang kami siapkan,” ujarnya via telepon WhatsApp, Selasa, 10 Juni 2025.
Namun, untuk pemeriksaan laboratorium seperti PCR dan antigen, saat ini belum tersedia karena persediaan terakhir ada pada tahun 2022.
“PCR dan antigen kami masih ada, tapi sudah expired. Kami sedang berkomunikasi dengan pihak penyedia antigen dan reagen PCR. Namun memang barangnya belum ready,” jelas Yusuf.
Menurutnya, untuk mendeteksi pasien yang terindikasi COVID-19, minimal harus dengan hasil rapid antigen yang positif. Yusuf mengakui bahwa RSUD Kudungga masih mengalami keterbatasan alat dan berharap Dinas Kesehatan dapat membantu proses pengadaannya. Menurutnya, Dinas Kesehatan memiliki jaringan yang lebih kuat dengan Kementerian Kesehatan.
“Sebenarnya kami juga sudah berupaya mencari ke beberapa vendor, tapi informasi terakhir masih sulit mendapatkan barangnya, masih kosong,” imbuhnya.
Meski demikian, Yusuf mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Berdasarkan informasi yang diterima, dua orang yang terindikasi COVID-19 di Samarinda tersebut sebelumnya memiliki penyakit bawaan dan kemudian terinfeksi COVID-19.
“Sementara prosedur tetap kita laksanakan. Kami terus edukasi pegawai dan pasien untuk selalu memakai masker, terutama saat kondisi kurang fit. Jika ada gejala demam atau batuk, kami sarankan untuk tidak bekerja dulu,” pungkas Yusuf. (MMP)