SANGATTAKU – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur bergerak cepat menangani dampak banjir yang berulang di sejumlah wilayah pertanian. Banjir yang terjadi sejak awal tahun 2025 menyebabkan banyak petani di Sangatta Selatan dan Bengalon mengalami gagal tanam hingga empat kali.
“Kita turut prihatin, kita juga merasakan bagaimana susahnya petani yang sampai empat kali semai, empat kali baru tanam, sudah banjir lagi,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPHP Kutai Timur, Dessy Wahyu Fitrisia, saat dikonfirmasi terkait upaya dinas terhadap persoalan petani yang terdampak, Rabu, 11 Juni 2025.

Sebagai bentuk dukungan, kata Dessy, DTPHP memberikan bantuan benih secara langsung kepada petani terdampak setiap kali mereka mengalami gagal tanam akibat banjir. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban petani agar tetap bisa melanjutkan aktivitas pertanian.
Dessy juga menyebut pihaknya tengah menyiapkan langkah jangka panjang berupa pemetaan daerah rawan banjir. Fokusnya diarahkan ke kawasan persawahan yang belum memiliki sistem irigasi yang memadai.
“Mudah-mudahan bisa tersinkronisasi dengan PU, bagaimana supaya dibikin konsep bagaimana jaringan irigasi atau pintu air sehingga petani enggak selalu mengalami kebanjiran,” jelasnya.
Beberapa wilayah seperti Kaubun, Kongbeng dan Long Sangat dinilai lebih aman dari banjir karena sudah memiliki jaringan irigasi yang membantu mengendalikan air hujan. Namun di wilayah lain yang belum tertangani, banjir masih menjadi ancaman serius dan berulang tiap tahun terhadap produktivitas pertanian.
Dengan kombinasi langkah darurat dan strategi jangka panjang, DTPHP berharap petani Kutai Timur tetap mampu menjaga hasil panen mereka. Sektor pertanian diharapkan tetap menjadi penopang ketahanan pangan daerah, meskipun menghadapi tantangan perubahan iklim. (MMP)