SANGATTAKU, Sangatta – Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-XXXI, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur menggelar serangkaian kegiatan yang bertujuan mensinergikan gerak dan langkah keluarga indonesia untuk bersama dalam mencegah terjadinya stunting.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Akasia, Gedung Serba Guna (GSG), Bukit Pelangi, Sangatta pada Selasa, 15 Oktober 2024 Pukul 09.38 WITA dengan mengusung Tema “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas”.
Kepala Dinas PPKB, Achmad Junaidi, dalam sambutannya menyampaikan betapa pentingnya membangun keluarga yang kuat dan sejahtera terbebas dari anak stunting.
Ia juga melaporkan bahwa di bulan Juni 2024 menurut hasil Audit Kasus Stunting (AKS), Kabupaten Kutai Timur mengalami penurunan jumlah keluarga beresiko stunting sekitar 4.324 keluarga, di mana semester II tahun 2023 berjumlah 19.900 keluarga, di semester I bulan Juni 2024 menjadi 15.576 keluarga.
“Sedangkan, pada akhir September berjumlah 12.362 keluarga, terjadi penurunan kembali sekitar 3.124 keluarga beresiko stunting.” papar Junaidi.
Terkait 1.801 anak stunting yang tersebar di 18 kecamatan dan 142 desa, pada akhir bulan September 2024 ada penurunan 53 anak stunting yang ada di Kabupaten Kutai Timur. Menurut data jumlah anak stunting yang paling banyak berada di Kecamatan Muara Bengkal sekitar 224 anak terindikasi stunting dan jumlah yang paling kecil ada di Kecamatan Batu Ampar ada 5 anak terindikasi stunting.
“Ini adalah tugas yang berat, yang harus kita selesaikan secara bersama-sama khususnya oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan dan desa,” imbuhnya.
Maka itu, Ia harap lembaga mitra baik negri maupun swasta, perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Kutai Timur turut serta melakukan pencegahan dan percepatan penurunan stunting di wilayah kerjanya masing-masing.
“Seperti contoh di Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), beberapa perusahaan swasta batu bara dan sawit telah berkontribusi nyata dalam percepatan penurunan stunting,” pangkas Junaidi.
Diantaranya dari PT Indexim Coalindo, Baznas, PT GAM, PT Pama persada, PT Indominco yang ada dan bekerja di Wilayah Kabupaten Kutai Timur.
Lebih lanjut, Kepala Dinas PPKB menekankan kembali beberapa hal penting diantaranya, penyuluhan untuk ibu hamil dan balita harus terus dilakukan dan terencana oleh tim yang kompenten di desa, memastikan pengukuran menggunakan alat antropometri terstandar terus dilakukan dan menjangkau seluruh kelompok sasaran yang ada di masing-masing wilayah, memastikan intervensi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi terus dan pasti dilakukan melalui program-program yang ada, memastikan seluruh ibu hamil dan balita diberikan edukasi di pos yandu, memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam system informasi e-PPBGM di hari yang sama dan pasti terlaporkan ke dalam system, memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi serentak, terakhir memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan monitoring, edukasi, intervensi dapat tersusun dan terealisasi dengan baik. (*/MK)