
SANGATTAKU – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur mengambil langkah strategis dalam pengembangan infrastruktur digitalnya melalui pemaparan Laporan Akhir Masterplan Pengembangan Infrastruktur Digital Government Service 2025-2029. Presentasi yang disampaikan Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) ini berlangsung di Ruang Rapat Diskominfo Staper Kutim, Selasa (10/12/2024), dipimpin langsung oleh Kepala Diskominfo Staper Kutim, Ronny Bonar Hamonamgam Siburian.

Dalam kesempatan tersebut, Ronny Bonar mengungkapkan bahwa selama ini Kutai Timur belum memiliki masterplan pengembangan infrastruktur digital yang komprehensif. Akibatnya, pembangunan digital selama ini berjalan secara kondisional, tanpa perencanaan yang matang. “Melalui kegiatan ini kami berharap ada masukan yang positif. Tujuannya adalah bagaimana kita mengembangkan infrastruktur digital di Kutim,” ujarnya.
Tim UGM dalam pemaparannya menjelaskan bahwa Arsitektur Infrastruktur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kutai Timur akan didukung oleh komputasi awan tipe SaaS, sistem penghubung layanan pemerintah, serta jaringan intra pemerintah yang dilengkapi dengan VPN. Meskipun aplikasi daring telah berjalan dengan baik, fasilitas komputasi masih memerlukan pengembangan, terutama untuk mendukung Big Data dan AI.
Model Arsitektur Integrasi yang dirancang untuk Kutai Timur bertujuan mengintegrasikan berbagai aspek, mulai dari layanan hingga teknologi secara menyeluruh. Arsitektur ini memanfaatkan Service-Oriented Architecture (SOA) untuk meningkatkan interoperabilitas, kontrol, dan efisiensi biaya dalam sistem pemerintahan.
Analisis kesiapan infrastruktur digital Kutai Timur menunjukkan perkembangan signifikan dalam mendukung program smart city. STO di Sangatta telah berperan penting dalam mendukung telekomunikasi dasar, dengan 203 BTS pada tahun 2021 dan penambahan 56 BTS non-3T pada 2022 yang memperkuat jaringan broadband. Jaringan fiber optik juga mengalami pertumbuhan pesat, berkembang dari 14 OPD pada 2021 menjadi 137 desa pada 2022.
Meski demikian, Kutai Timur masih menghadapi beberapa tantangan dalam pengembangan infrastruktur digitalnya. Keterbatasan akses broadband di wilayah terpencil dan kebutuhan pemerataan infrastruktur dasar seperti air, listrik, dan jalan masih menjadi fokus perhatian yang perlu diselesaikan dalam implementasi masterplan ini. (AD01/ Diskominfo Kutim)