SANGATTAKU – Menanggapi banyaknya keluhan masyarakat terkait dugaan adanya campuran dalam Bahan Bakar Minyak (BBM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur bekerjasama dengan instansi terkait meliputi Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polres Kutai Timur melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sangatta Utara, yang terletak di samping Pizza Hut, pada Selasa, 8 April 2025, pukul 15.00 WITA.

Dalam sidak tersebut, Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kutai Timur, Ahmad Dony Evriady, bersama petugas melakukan pemeriksaan menggunakan besi panjang yang diolesi pasta air. Alat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tangki mobil bermuatan 8.000 liter yang berisi Pertalite dari Samarinda, serta ke tangki timbun milik SPBU.
Dari hasil pemeriksaan terhadap beberapa jenis BBM, seperti Pertalite, Pertamax dan Turbo, tidak ditemukan adanya perubahan pada alat uji, sehingga disimpulkan tidak terdapat kandungan air dalam BBM tersebut.
Kepala Disperindag Kutai Timur, Nora Ramadani, menambahkan bahwa dari sisi volume, BBM yang diperiksa masih sesuai dengan standar tera. Meskipun terdapat kekurangan, nilainya masih dalam batas toleransi.
“Pertamax ada pengurangan tadi 30 cc per 20.000 cc, Pertalite 10 cc kekurangan per 20.000 cc, jadi secara volume tidak ada masalah,” ujarnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk melampirkan bukti yang relevan, seperti video, apabila mereka menjumpai kasus serupa di lapangan. Bukti yang dimaksudkan mencakup tidak hanya lokasi pengisian bahan bakar yang ditemui, tetapi juga struk pembelian yang menunjukkan transaksi serta dampak yang dialami oleh mesin kendaraan akibat dari situasi tersebut. Dengan melampirkan bukti yang komprehensif ini, diharapkan pihak berwenang dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi serta mencegah terjadinya kejadian serupa.
“Jadi kita sifatnya tidak menutup mata. Kalau memang ada kasus silakan datang lapor ke kami, membawa bukti ngisi di mana, nanti kita akan periksa. Kalau hari ini berhubung juga waktu juga kita random, kita tetapkan di sini. Ternyata aman. Misalkan besok atau lusa ada kejadian di SPBU mana dengan yang tadi konsumen membawa bukti, kita akan periksa lagi,” terang Nora.

Ia juga menjelaskan bahwa permasalahan serupa tidak terbatas pada wilayah Kutai Timur saja, tetapi juga terjadi di daerah-daerah lain, termasuk Balikpapan, Samarinda, dan bahkan sejumlah lokasi di Pulau Jawa. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian dan tindakan yang lebih luas untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar permasalahan tersebut. Kejadian yang meluas ini pun menekankan urgensi kolaborasi antar daerah untuk merumuskan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam menangani isu tersebut.
“Artinya secara indikasinya bukan di SPBU-nya, kalau terjadi di mana-mana, bisa jadi itu dari produksi pertamina sendiri atau bbm terkontaminasi pada saat diangkut oleh truk, makanya tadi truk pengikut bbm yang dari Samarinda juga kita periksa tangkinya, sesuai instruksi Pak Bupati. Pak Wakil Bupati sebenarnya ingin ikut melakukan inspeksi langsung di lapangan, namun karena masih di luar daerah, beliau urung ikut,” pungkasnya. (*/MMP)