SANGATTAKU – Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, mengapresiasi langkah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kutai Timur yang membentuk Komite Tani Muda. Ia menyebut inisiatif tersebut sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam mendorong sektor pertanian berbasis pemuda.
“Saya tidak menyangka kalau ternyata KNPI Kutai Timur sesiap itu untuk mempersiapkan Komite Tani Muda ini. Presentasinya di luar dugaan. Banyak hal yang menjadi harapan saya ternyata sudah masuk dalam pemikiran mereka,” ujar Mahyunadi pada Senin, 16 Juni 2025.

Mahyunadi menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutai Timur akan mensinergikan program Komite Tani Muda dengan program-program unggulan pemerintah, khususnya yang telah diusung pada masa kampanye. Langkah awal kolaborasi ini, menurutnya, adalah dengan mengidentifikasi potensi sumber daya alam yang dapat dimaksimalkan.
“Nanti kami coba memetakan lahan-lahan kosong yang cocok, kemudian kita beri izin kepada kelompok tani muda itu untuk bisa dimaksimalkan menjadi sebuah pertanian di Kutai Timur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mahyunadi menilai bahwa Kutai Timur memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Komoditas seperti jagung dan singkong disebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan kembali.
“Dulu sudah pernah ada peletakan batu pertama pabrik tapioka di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy. Cuma sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya, mungkin karena tidak ada lahannya. Saya pikir kalau memang ada lahan, itu bisa di-follow up bersama dengan pemuda,” imbuh Mahyunadi.
Ia juga menyoroti belum adanya produksi bibit sawit lokal di Kutai Timur, padahal wilayah tersebut memiliki hampir satu juta kebun sawit.
“Semuanya kita beli dari Sumatera. Kita berharap dalam replanting ke depan, kita sudah bisa menanam bibit sendiri. Itu harus dimulai dari lembaga riset yang kita miliki,” ungkapnya.

Selain itu, Mahyunadi mendorong pengembangan pisang kepok Kutai Timur yang telah bersertifikat. Namun, hingga kini daerah tersebut belum memiliki laboratorium kultur jaringan untuk pengembangan pisang. Ia pun meminta Stiper (Sekolah Tinggi Pertanian) membentuk laboratorium tersebut.
“Kalau memang layak, kita akan bantu dana pengembangannya, supaya kita punya potensi pisang yang semakin luar biasa yang bisa kita maksimalkan di Kutai Timur ini. Bukan hanya sekadar kita jual pisangnya, tapi kita juga ingin jual hasil turunan dari pisang itu juga,” pungkasnya.
Pemerintah daerah, lanjut Mahyunadi, terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk memperbaiki dan mengoptimalkan lahan-lahan yang ada. Permasalahan seperti saluran irigasi tersumbat, sedimentasi dan lahan tidur telah ditangani agar kembali produktif.
“Semua lahan yang sudah pernah digarap masyarakat tahun ini, insya Allah, tidak ada lagi yang tidur. Semuanya harus jadi lahan produktif,” tegasnya.
Ia juga menargetkan pencetakan sawah baru seluas 600 hingga 700 hektare dalam waktu dekat. Untuk jangka panjang, Pemkab Kutai Timur menargetkan pencetakan sawah hingga 100.000 hektare selama lima tahun masa kepemimpinannya.
“Alhamdulillah ini bersamaan dengan program ketahanan pangan nasional dari pemerintah pusat,” tutup Mahyunadi. (MMP)