Ketua DPRD Kutai Timur Pastikan Bidang Pendidikan dan Kesehatan Tidak Terdampak Efisiensi Anggaran

Kamis, 27 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SANGATTAKU – Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur, Jimmi, menegaskan bahwa dari 16 poin efisiensi anggaran yang tertuang dalam edaran pemerintah dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tidak ada satu pun yang menyebutkan pengurangan anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Pernyataan ini disampaikannya menanggapi aksi unjuk rasa sekitar 50 mahasiswa yang menyuarakan kekhawatiran terhadap kebijakan efisiensi anggaran di dua sektor tersebut pada Kamis, 27 Februari 2025, di depan Gedung DPRD Kutai Timur, Perkantoran Bukit Pelangi.

“Yang paling penting itu komunikatif dan aspiratif. Kita sepakat bahwa tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan masa depan kita semua, terutama generasi muda. Masa depan ini kita tentukan mulai hari ini,” ujar Jimmi.

Jimmi saat menanggapi tuntutan mahasiswa GMNI dan PMII perihal efisiensi anggaran (*/MMP)

Jimmi menjelaskan bahwa efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah memang mencakup berbagai sektor, namun tidak menyentuh pendidikan dan kesehatan. Beberapa poin efisiensi yang diterapkan antara lain pengurangan anggaran alat tulis kantor sebesar 90% dengan peralihan ke penggunaan alat digital, efisiensi kegiatan seremoni sebesar 56,9% serta pengurangan anggaran untuk rapat, seminar dan sejenisnya sebesar 45%.

Selain itu, efisiensi juga diterapkan pada kajian dan analisis sebesar 51,5%, diklat dan bimbingan teknis 29%, honor output kegiatan dan jasa profesi 40% serta percetakan dan suvenir sebesar 75,9%. Penghematan lainnya mencakup sewa gedung, kendaraan dan peralatan sebesar 73,3%, lisensi aplikasi 21,6%, jasa konsultan 45,7%, bantuan pemerintah 16,7%, pemeliharaan dan perawatan 10,2%, perjalanan dinas 53,9%, peralatan dan mesin 28% serta infrastruktur 34,3%. Adapun belanja lainnya mengalami efisiensi sebesar 59,1%.

Jimmi juga menegaskan bahwa sejak diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1, DPRD Kutai Timur telah menyatakan ketidaksetujuan terhadap kebijakan efisiensi yang dianggap dapat membatasi kinerja pemerintah daerah dalam menjalankan visi dan misi yang telah disusun sesuai mandat dari masyarakat.

Baca Juga  Raperda MHA, Agusriansyah Ridwan Tekankan Pentingnya Identifikasi Hutan dan Tanah Adat

“Pemerintah daerah, bupati dan wakilnya sudah dipilih oleh rakyat berdasarkan visi-misi tersebut. Kalau efisiensi ini mengganggu visi-misi tersebut, tentu hal ini bertentangan dengan regulasi yang sudah kita sepakati bersama melalui pemilu dan sebagainya. Kita sepakat itu, ya. Jadi kita nanti sama-sama mengontrol. Saya sepakat bahwa kita tidak menyetujui efisiensi itu karena daerah kita kaya, kita perlu biaya besar untuk membangun daerah kita,” imbuhnya.

Selain itu, Jimmi menyoroti persoalan pendanaan pendidikan di Kutai Timur, terutama terkait hibah untuk perguruan tinggi. Ia mengakui bahwa dana hibah yang diberikan pemerintah daerah masih belum mencukupi, mengingat hibah hanya dapat diberikan satu kali dalam dua tahun, sehingga banyak kebutuhan pendidikan yang belum terpenuhi.

Sebagai solusi, DPRD mengusulkan agar pemerintah daerah memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kutai Timur.

“Kita berharap pemerintahan ini sejalan, ya. Antara forum CSR dengan pemerintah. Kalau kemarin-kemarin dari hasil evaluasi, tinggal kita simpulkan apakah CSR itu sudah sejalan atau belum dengan kebijakan pemerintah,” jelas Jimmi.

Terkait infrastruktur, Jimmi menegaskan bahwa pembangunan strategis harus dilakukan dengan kualitas yang baik dan sesuai standar. Ia menjelaskan bahwa pengawasan terhadap pembangunan infrastruktur telah dilakukan secara berjenjang, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dengan pengawasan oleh konsultan hingga pemeriksaan oleh inspektorat daerah setelah proyek selesai. Selanjutnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga turut mengawasi agar proyek berjalan sesuai ketentuan.

Ia menambahkan bahwa setiap pelanggaran dalam pengerjaan infrastruktur akan dikenakan sanksi, baik dalam bentuk pengembalian dana maupun denda. Jimmi memastikan bahwa mekanisme ini sudah diterapkan sejak beberapa periode pemerintahan sebelumnya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas pembangunan yang dilakukan di daerah. (*/MMP)

Berita Terkait

Ketua PPM Kutim Soroti Kerusakan Jalan Akibat ODOL, Desak Penegakan Hukum Tegas
Pemkab Kutim Evaluasi Perda Pajak dan Retribusi, UMKM Jadi Pertimbangan Utama
Warga Bukit Kayangan Keluhkan Dampak Aktivitas KPC, DPRD Kutim Dorong Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Pelapak Taman Bersemi Minta Toleransi, DPRD Kutim Dorong Pendataan yang Adil
DPRD Kutim Soroti Masalah Kepesertaan BPJS dan Kekurangan Dokter Spesialis
Dua Kasus Penemuan Bayi Meninggal di Sangatta, DPRD Kutim Soroti Pentingnya Edukasi Remaja
Wabup Kutai Timur Apresiasi Komite Tani Muda, KNPI: Siap Sinergi dengan Program Pemerintah
DPRD Kutim Mediasi Konflik Relokasi Pedagang Taman Bersemi

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:55 WITA

Ketua PPM Kutim Soroti Kerusakan Jalan Akibat ODOL, Desak Penegakan Hukum Tegas

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:47 WITA

Pemkab Kutim Evaluasi Perda Pajak dan Retribusi, UMKM Jadi Pertimbangan Utama

Kamis, 19 Juni 2025 - 22:55 WITA

Warga Bukit Kayangan Keluhkan Dampak Aktivitas KPC, DPRD Kutim Dorong Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Kamis, 19 Juni 2025 - 17:42 WITA

Pelapak Taman Bersemi Minta Toleransi, DPRD Kutim Dorong Pendataan yang Adil

Rabu, 18 Juni 2025 - 16:38 WITA

DPRD Kutim Soroti Masalah Kepesertaan BPJS dan Kekurangan Dokter Spesialis

Berita Terbaru

Lifestyle & Infotainment

Taiwan di IIE 2025 Tunjukkan Pesona Lingkungan Ramah Muslim

Minggu, 13 Jul 2025 - 19:10 WITA