SANGATTAKU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman, menyoroti realisasi proyek pembangunan yang dibiayai melalui skema Multiyears Contract (MYC). Menurutnya, proyek-proyek tersebut belum berjalan sesuai harapan, dan hal ini menjadi perhatian serius DPRD.
“Kita mau adanya program tahun jamak ini, pembangunan bisa cepat di rasakan oleh masyarakat, namun kenyataanya berbeda,” ujar Faizal Rachman.
Faizal menambahkan, selain dari keterlambatan proses pelaksanaan, ia berharap pemerintah dapat lebih selektif dalam memilih kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek MYC. Ia menekankan pentingnya memilih kontraktor yang tidak hanya bonafid tetapi juga profesional, serta memiliki peralatan kerja yang memadai.
“Kita nggak mau ada kontrkator yang nggak punya pengalaman, atau bahkan cuma pinjam perusahaan orang lain, yang kita harapkan yang tidak hanya bonafit tapi juga bisa bekerja secara professional, termasuk memiliki peralatan kerja yang memadai,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa proyek pembangunan melalui skema MYC, yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2023 dengan total anggaran sekitar Rp1,3 triliun, seharusnya menjadi langkah untuk mengejar ketertinggalan dalam pembangunan infrastruktur di Kutim. Faizal Rachman menegaskan bahwa proyek ini bukan untuk dijadikan ajang coba-coba, karena anggaran yang dikeluarkan jumlahnya tidaklah sedikit.
“Proyek ini akan menjadi catatan kami dan akan segera kami evaluasi lagi. Saat ini, semua kegiatan masih di bawah target yang diharapkan,” tutupnya. (AD01/DPRD)