SANGATTAKU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Novel Tyty Paembonan, menilai bahwa penerapan layanan telemedicine sangat sesuai untuk Kutai Timur, mengingat manfaatnya bagi masyarakat yang berada jauh dari fasilitas kesehatan. Telemedicine, yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengatasi masalah jarak, dapat menjadi solusi bagi daerah yang terkendala oleh lokasi.
Novel menyebutkan bahwa meskipun telemedicine sudah dikenal di daerah perkotaan, penerapannya di Kutai Timur sangat relevan dan perlu dipertimbangkan.
“Hanya saja kita perlu jaminan, signal bagus. Kemudian masyarakat Kutai Timur ketika mendengar nama telemedicine masih agak tabu. Telemedicine ini fokusnya di daerah perkotaan. Tapi menuju era teknologi, ini tidak salah bila diterapkan di Kutim,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa telemedicine sebelumnya disarankan oleh para dokter selama pandemi Covid-19 untuk mengurangi kontak langsung dengan pasien.
“Secara hukum kesehatan itu disahkan. Kemudian, ini lebih efektif dan pasien juga lebih nyaman. Dengan sistem ini, pasien bisa berkomunikasi dengan dokter tanpa diketahui orang lain bahwa dia sakit,” jelas Novel.
Namun, Novel menekankan perlunya kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan telemedicine, mengingat fasilitas dan infrastruktur di Kutim masih terbatas. Ia menyebutkan pertanyaan penting terkait kesiapan fasilitas seperti apotik, obat resep, dan dokter spesialis.
“Kalau telemedicine dilakukan sampai ke desa, pertanyaannya, ada apotik tidak? Kemudian obat yang diresepkan dokter ada tidak? Kalau untuk skala Kota Bontang boleh. Semua fasilitas kesehatan berkumpul. Tapi di Kutim ini masih ada daerah-daerah pelosok,” katanya.
Novel mendorong pemerintah untuk mempersiapkan semua sarana pendukung agar telemedicine dapat diterapkan secara efektif di Kutai Timur.
“Tapi kita tidak boleh patah semangat dengan itu, sekarang yang harus dipikirkan, bila telemedicine diberlakukan, semua sarana pendukung tersedia. Mulai dari signal, telekomunikasi, akses jalan, ketersediaan apotik, ketersediaan dokter spesialis, masyarakatnya mampu. Kita optimis. Tapi perlu waktu,” pungkasnya. (AD01/DPRD)