SANGATTAKU – Pembangunan Pelabuhan Kenyamukan di Kabupaten Kutai Timur diprediksi tidak akan selesai sesuai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah untuk dioperasikan pada tahun 2024. Hal ini disampaikan oleh Anggota DPRD Kutim, Faizal Rachman, yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap lambatnya proses pembangunan yang terjadi saat ini.
Faizal Rachman menyatakan bahwa salah satu alasan utama keterlambatan ini adalah rendahnya penyerapan anggaran yang telah disiapkan untuk proyek tersebut.
“Salah satu alasanya karena proses penyerapan anggaran yang sudah kita siapkan masih sangat rendah, dan itu (pembangunan pelabuhan) masuk dalam skema Multyears contrac (MYC) sebesar Rp 120 milyar,” ujarnya kepada awak media.
Lebih lanjut, Faizal menjelaskan bahwa anggaran sebesar Rp 120 miliar tersebut dialokasikan dalam dua tahap, yaitu sebesar Rp 70 miliar untuk tahun 2023 dan Rp 50 miliar untuk tahun 2024. Namun, hingga kini, dana yang telah dialokasikan untuk tahun 2023 baru terserap sebesar Rp 23 miliar, jauh di bawah target yang seharusnya. Ia mengungkapkan bahwa proses lelang yang berjalan lambat menjadi salah satu penyebab utama rendahnya penyerapan anggaran tersebut.
“Dari dana yang kita berikan sebesar Rp 70 milyar di tahun 2023 itu seperti yang di jelaskan teman kita di lapangan baru terserap Rp 23 milyar, dengan alasan proses lelangnya yang berjalan lambat,” ungkap Faizal.
Faizal juga mempertanyakan keseriusan dan komitmen pemerintah daerah dalam menyelesaikan proyek strategis ini, yang sejatinya sudah dimulai sejak tahun 2012. Ia mengingatkan bahwa sejak awal tahun 2023, DPRD Kutim telah berulang kali mengingatkan pemerintah agar mempercepat tahapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan tersebut.
“Padahal sesuai aturan, proses lelang awal kan sudah bisa dilakukan sejak awal tahun, dan kita baru laksanakan di awal bulan 8 atau 9, makanya banyak tidak terserap,” tutup politisi PDI Perjuangan tersebut. (AD01/DPRD)