SANGATTAKU – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki luas wilayah sebesar 35.747,50 km², yang hampir setara dengan luas Provinsi Jawa Barat, yakni 37.040 km². Meskipun luas, infrastruktur di Kutim terus berkembang, memungkinkan perjalanan antar kecamatan menjadi lebih cepat. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam upaya mempercepat pembangunan di wilayah yang luas ini.
Ketua DPRD Kutim, Joni, mengungkapkan bahwa mengelilingi seluruh wilayah Kutim melalui jalur darat memerlukan waktu lebih dari seminggu. Hal ini menunjukkan betapa besar dan luasnya wilayah yang harus ditangani oleh pemerintah daerah, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur.
Ia juga menambahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kutim pada tahun ini hampir mencapai angka Rp10 triliun.
“Anggaran segitu, misalnya Rp 5 triliun yang kita kerja hanya separuhnya aja. Yang lainnya untuk pembayaran gaji,” ujar Joni.
Joni membandingkan Kutim dengan Provinsi Jawa Barat, yang meskipun memiliki luas hampir sama, memiliki pembangunan infrastruktur yang jauh lebih maju. Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota, sedangkan Kutim memiliki 18 kecamatan.
Menurut Joni, infrastruktur di Jawa telah lama dibangun dan diperbaiki, sedangkan di Kutim, banyak jalan masih tertutup lumpur dan infrastruktur masih dalam tahap pembangunan.
“Kalau kita berkaca dari situ ya memang pembangunan kita kurang atau melambat. Bangun di sana, di sini lagi yang rusak,” jelas Joni.
Ia juga menekankan bahwa meskipun APBD Kutim tahun ini mendekati Rp10 triliun, sebagian besar anggaran tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional, seperti pembayaran gaji pegawai. Oleh karena itu, tantangan dalam membangun infrastruktur yang setara dengan Pulau Jawa masih sangat besar.
Ia menambahkan, infrastruktur di Jawa sudah banyak dibenahi sejak dulu, sementara di Kutim masih berproses. Apalagi, beberapa jalan yang ada di wilayah Kutim masih penuh dengan lumpur.
“Karena masyarakat tahunya wahhh Kutim tahun ini 9 koma sekian triliun kan. Padahal separuhnya dipake bayar gaji. Belum lagi banyak infrastruktur yang harus dibenahi,” pungkasnya.
Joni berharap, seiring waktu, infrastruktur di Kutim bisa terus berkembang dan mendekati kualitas yang ada di Pulau Jawa, sehingga pembangunan dapat merata di setiap kecamatan. (AD01/DPRD)