SANGATTAKU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Prayunita Utami, mengimbau kaum perempuan untuk meningkatkan keterampilan dan bakat mereka sebagai respons terhadap kebutuhan tenaga kerja yang semakin tinggi. Hal ini menjadi penting mengingat hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim), yang diperkirakan akan menarik banyak tenaga kerja dari luar daerah, termasuk Kutai Timur.
Prayunita menjelaskan, peningkatan keterampilan perempuan bukan hanya untuk mengikuti perkembangan teknologi yang cepat, tetapi juga untuk bersaing dengan para pendatang.
“Wanita harus siap beradaptasi dengan perubahan yang sudah sangat cepat. Sebab, jika tidak, mereka akan tergerus oleh zaman yang semakin canggih,” ujarnya belum lama ini.
Ia menekankan pentingnya kemampuan beradaptasi, selain keterampilan teknis atau akademik.
“Meningkatkan daya saing bukan hanya soal punya keterampilan teknis atau akademik. Tapi tentu saja berkaitan juga dengan kemampuan beradaptasi dalam perubahan ini. Dan bagaimana menghadapi tantangan yang terlihat semakin kompleks,” sambungnya.
Prayunita juga menyoroti perlunya peningkatan soft skills, seperti kerjasama tim, pemecahan masalah kreatif, dan empati, yang dianggap penting dalam dunia kerja saat ini.
Politisi dari Partai Nasdem ini juga mendorong perempuan untuk tidak hanya berkutat pada keterampilan yang dianggap tradisional, tetapi juga untuk mencoba bidang-bidang baru seperti programming atau desain grafis.
“Misalnya, bisa belajar programming atau desain grafis untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang kita tau saat terus berkembang. Tapi, penting diingat, ini bukan hanya tugas individu,” sambungnya.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten Kutim untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi perempuan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan yang berkualitas. Dukungan ini penting agar perempuan di Kutim dapat meningkatkan kualitas dan keterampilan mereka secara optimal.
“Pendidikan dan pelatihan yang berkualitas serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat, itu kan faktor-faktor penting. Termasuk fasilitas yang pro perempuan harus diperhatikan,” pungkasnya. (AD01/DPRD)